Beranda Daerah Wonogiri Unik, Meriahkan 17an Warga Sukoroyom Kulon Giritontro Wonogiri Ini Gelar Lomba Pasrah...

Unik, Meriahkan 17an Warga Sukoroyom Kulon Giritontro Wonogiri Ini Gelar Lomba Pasrah Tampi Pengantin

Lomba pasrah tampi temanten memeriahkan 17an di Dusun Sukoroyom Kulon Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro, Wonogiri
Lomba pasrah tampi temanten memeriahkan 17an di Dusun Sukoroyom Kulon Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro, Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM -Warga Dusun Sukoroyom Kulon Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro, Wonogiri ini mempunyai cara unik memeriahkan HUT RI atau 17-an. Mereka menggelar lomba pasrah tampi temanten atau pengantin.

Pasrah tampi temanten merupakan salah satu rangkaian tradisi Jawa saat resepsi pernikahan. Prosesi ini intinya adalah serah terima pengantin pria dari keluarganya ke pihak pengantin wanita.

Melalui rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (17/8/2019), ketua panitia Agung Marbawani menjelaskan, lomba pasrah tampi temanten dilaksanakan bersamaan dengan tirakatan malam 17-an, pada Jumat (16/8).

Lomba tersebut merupakan rangkaian perlombaan yang berlangsung mulai 4 Agustus hingga 16 Agustus. Macam kegiatan yang diselenggarakan di antaranya jalan sehat, perlombaan permainan anak dan dewasa, bola voli putra putri, MTQ pelajar, lomba pidato pasrah dan terima temanten, dan lomba kotekan.

Menurut ketua RW setempat Suripto Handoko, kegiatan semacam ini merupakan agenda rutin tahunan dan bertujuan menghibur warga setempat sekaligus mempererat silaturahmi dan kekeluargaan. Muaranya tercapai guyub rukun antar warga dan nguri-uri budaya Jawi.

Baca Juga :  Cara Menyiasati Kenaikan PPn 12 Persen dan Dampaknya yang Diberlakukan per 1 Januari 2025

Ketua karang taruna Guyub Rukun Lukman Efendi, berujar, yang sangat dinanti warga adalah lomba pasrah dan terima manten. Karena semua selalu tampil maksimal dengan dilengkapi manten maupun uborampe ala adat Jawa. Meliputi kedua mempelai lengkap dengan adat Jawa, jodang yang berisi beras, pisang, kelapa dan lain-lain dan tak lupa dukun manten.

Usia peserta dibatasi maksimal 40 tahun dengan tujuan untuk membentuk generasi penerus. Lomba ini sangat dinanti-nanti warga karena sangat memukau.

“Tak kalah menarik lomba tretek juga sangat dinanti warga. Karena selalu menampilkan kolaborasi dengan peralatan gamelan sehingga menjadikan aura adat Jawa semakin kental. Untuk menjaga netralitas juri dalam setiap perlombaan diambil dari luar daerah yang sudah kenyang pengalaman sesuai bidangnya,” sebut dia.

Baca Juga :  Remuk!Jalan Rusak di Wonogiri Kian Parah, Bukan Nyaman Tapi Nyawa yang Jadi Taruhan

Untuk juara umum 1 sabet oleh RT 3 dan berhak membawa piala bergilir. Sedangkan juara 2 dan 3 diraih oleh RT 2 dan 1. Aria