Perakitan mobil pikap Esemka Bima yang akan diluncurkan di pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, 6 Setember 2019 / tempo.co
MAKASSAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Begitu dilaunching oleh PT Solo Manufaktur Kreasi, mobil Esemka Bima mendapatkan banyak kritikan. Pasalnya, mobil itu disebut-sebut mirip mobil produk Cina bermerek Changan MD021.
Terkait dengan penilaian miring tersebut, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesian (Gaikindo), Yohannes Nangoi, hal itu sebenarnya tak perlu dipermasalahkan. Menurutnya, kemiripan seperti itu merupakan hal yang lumrah.
“Yang namanya kemiripan tadi hal yang normal lah,” ujarnya kepada wartawan, di Makassar, Selasa (11/9/2019).
Yang terpenting, kata Nangoi, seharusnya melihat Esemka dari segi pengembangannya. Karena mobil dikembangkan secara lokal, dengan tingkat komponen lokal dan merek lokal. Saat ini sendiri Esemka diklaim mempunyai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 60 persen.
“Jadi yang penting saya lihat di sini dia pakai merek nasional Esemka. Kemudian pembuatannya memang bertahap nanti komponen lokalnya. Dinaikin terus di Indonesia,” tutur Nangoi.
Jadi sebaiknya lanjut Nangoi, melihat kehadiran Esemka ini dengan pemikiran positif. Yang mana dengan proses pengembangan dilakukan secara lokal, akan mempunyai dampak positif lainnya.
“Jadi itu hal yang positif, yang penting buat saya dilakukan manufacturing-nya di Indonesia, sebanyak mungkin akan menggunakan komponen lokal, sehingga Esemka dapat menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin di Indonesia,” lanjutnya
“Itu adalah yang terpenting, kami menyambut positif,” katanya.