YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Gunung Merapi sempat menyemburkan awan panas setinggi 800 meter selama 125 detik pada Minggu (22/8/2019) pukul 11.36 WIB.
Demikian catatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) Yogyakarta.
Di beberapa wilayah di lereng gunung juga terjadi hujan abu. Namun hujan batu hanya tipis saja ke arah selatan seperti di wilayah Kecamatan Turi.
“Di Turi hujan abu tipis,” kata Wasita, warga yang berada di Turi, Minggu (22/9/2019).
Dari laporan BPPTKG periode 22-09-2019 06:00-12:00 WIB selain awan panas, juga tercatat terjadi guguran lava sebanyak 4 kali. Jarak luncur antara 600-1100 meter ke arah hulu Kali (Sungai) Gendol.
Gunung Merapi berada di empat kabupaten di dua provinsi. Yaitu di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lalu tiga kabupaten di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang. Gunung api aktif ini berada di 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Meskipun gunung ini sering mengeluarkan guguran lava dan awan panas atau sering disebut wedus gembel, namun statusnya tetap pada level II atau Waspada. Status itu ditetapkan sejak 21 Mei 2018.
“Status masih di level II atau Waspada,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Sabtu (22/8/2019).
Selain awan panas dan guguran lava, juga tercatat kegempaan lain seperti gempa low frekuensi dengan jumlah lima kali dengan api tidak 3-6 mm dan durasi 6,4 – 10, 2 detik.
Gempa multi fase (fase banyak terjadi sebanyak 24 dengan amplitudo 3-20 mm, S-P 0.7-0.9 detik, Durasi : 7.4-13 detik.
Vulkanik dangkal terjadi 2 kali, amplitudo : 65 mm, durasi : 16.2-23.7 detik. Vulkanik dalam 1 kali, amplitudo : 4 mm, S-P : 0.6 detik, durasi : 6.2 detik.
Petugas pengamatan Gunung Merapi Heru Suparwaka menambahkan area dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi steril dari aktivitas manusia.
Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 kilometer dari puncak Merapi.