SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM -Empat siswa SMKN 1 Kedawung asal Papua yang nekat kabur dan pulang ke Papua akhir bulan Agustus kemarin, hingga kini belum juga kembali ke Sragen.
Hal itu disampaikan Kepala SMKN 1 Kedawung Sragen, Taryono. Saat berbincang dengan JOGLOSEMARNEWS.COM Senin (21/10/2019), ia mengatakan hingga kini, empat siswanya asal Bumi Cendrawasih itu belum juga balik ke sekolah.
“Belum kembali. Kami juga enggak tahu kapan akan kembali,” paparnya.
Taryono menguraikan meski belum ada kepastian kapan akan kembali ke Sragen, pihak sekolah masih terus berkoordinasi dengan keempat pelajar tersebut.
Dari hasil komunikasi, mereka menyatakan masih ada keinginan untuk kembali dan belajar di SMKN 1 Kedawung.
“Komunikasi tetap jalan. Kalau dari mereka menyatakan masih ingin kembali sekolah lagi ke SMKN 1 Kedawung. Cuma kapannya itu yang kami belum tahu,” terangnya.
Taryono menambahkan pihak sekolah tetap berharap keempat siswa itu bisa segera pulang ke sekolah. Disinggung soal kondisi terkini di wilayah asal empat siswa itu, Taryono tidak menyebutkan secara detail.
“Yang jelas kalau dari telepon terakhir, mereka masih ingin pulang ke Sragen,” tandasnya.
Seperti diberitakan, empat siswa itu diketahui meninggalkan asrama SMKN 1 Kedawung Kamis (28/8/2019) malam atau tepat sehari setelah tampil di karnaval pembangunan memeriahkan HUT ke-74 RI yang digelar di jalan protokol Sragen, Rabu (27/8/2019).Mereka kabur tanpa memberitahu sekolah karena diduga terprovokasi oleh kasus kerusuhan di Malang dan Surabaya serta kabar kerusuhan yang melanda di Papua.
Malam sebelum kabur (Kamis, 28/8/2019), para siswa itu sempat didatangi dua orang mahasiswa asal Jogja. Disinyalir mahasiswa itu melakukan provokasi sehingga membuat keempat siswa itu nekat meninggalkan asrama untuk pulang ke Papua.
“Mereka meninggalkan asrama malam hari, sehari setelah tampil di Karnaval Pembangunan itu. Sebenarnya juga sudah kami beri pemahaman bahwa di Sragen dijamin aman dan mereka sudah tenang. Tapi mungkin terprovokasi kerusuhan di Malang dan Surabaya itu dan mendengar kabar kalau Papua panas. Malam hari itu, petugas penjaga sekolah bilang ada dua orang mahasiswa yang datang dari Jogja dan menemui mereka. Malam itu juga mereka langsung berangkat ke Papua,” papar Taryono. Wardoyo