KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kerusuhan di Wamena dan Papua menyisakan cerita duka bagi warga maupun pendatang di Bumi Cendrawasih. Kedamaian warga yang selama berpuluh tahun dirasakan terkoyak oleh insiden yang meluluhlantakkan Kota Wamena beberapa hari lalu.
Salah satunya membekas di benak Christian Budi Patmadi Hayu (41) PNS di Wamena asal Karanganyar.
Lebih dari 10 tahun lamanya merasakan hidup damai di Wamena, Papua, PNS kelahiran Jaten, Karanganyar itu terpaksa harus pulang kampung sementara waktu pasca kerusuhan yang terjadi di Wamena.
Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Cristian menympaikan dirinya sudah lima hari lamanya mengungsi dan berlindung di markas TNI AU di Wamena. Sebelum akhirnya diberangkatkan ke Jawa bersama warga lainnya.
Kesehariannya Cristian merupakan PNS di Kantor Pertanian Pemda Jayawijaya. Dirinya mengikuti tes CPNS dan diterima sebagai PNS dan ditempatkan di Wamena sejak 10 tahu lalu. Sebelumnya dirinya merantau ke Papua dan menjadi pegawai swasta.
“Saya dulu kerja di swasta. Coba-coba daftar PNS diterima dan ditempatkan di Wamena,” jelas pria lulusan salah satu universitas swasta di kota Solo, Minggu (6/10/2019) siang.
Cristian yang sudah ber-KTP warga Wamena Kota, Kecamatan Wamena, Kabupaten Jayawijaya itu menyampaikan tiba di kampung halaman pada hari Jumat (4/10/2019) pagi. Dirinya bersama dua orang lainnya kemarin dijemput oleh petugas Dinas Sosial (Dinsos) Karanganyar di Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta, Kecamatan Laweyan, Solo.
“Saya meninggalkan Wamena dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU dari Papua menuju Malang, Jawa Timur. Sementara tinggal di rumah orang tua di Jaten,” imbuhnya.
Awal sebelum kerusuhan, jelas Christian dirinya yang sedang mengurus berkas di salah satu kantor yang berada di lingkungan pemerintah daerah Jayawijaya usai mengikuti apel pagi di halaman depan depan kantor Bupati, Senin (23/9/2019) lalu.
“Saat itu saya dengar ada keributan. Biasanya saat ada demo pasti ada pemberitahuan ke petugas sebelumnya. Namun ini tidak, sifatnya mendadak. Saat itu saya lihat ada asap di belakang kantor bupati,” imbuhnya.
Selanjutnya kondisi bukannya mereda namun malah semakin menjadi, dan tidak terkendali. Bangunan kantor Bupati tujuh lantai rusak parah. Pelaku aksi semakin memanas. Akhirnya dari security kantor semua pegawai diminta untuk pulang.
Christian juga langsung kembali ke tempat kost. Seluruh warga tidak ada yang berani untuk keluar rumah. Petugas keamanan dari TNI dan juga Polri menghimbau agar warga tidak berada di luar rumah. Suasana terasa mencekam. Setelah sedikit mereda warga akhirnya mengungsi ke kantor dan juga markas TNI dan Polri.
“Akhirnya saya bersama warga mengungsi ke markas militer. Disana kami di data asalnya dari mana. Dan sebelum di bawa keluar dari Wamena kami menunggu sampai beberapa hari di markas TNI,” imbuhnya.
Akhirnya setelah menunggu beberapa hari, hanya dengan berbekal baju seadanya dan membawa semua berkas penting miliknya Cristian bersama warga lainnya pulang dengan menumpang pesawat Hercules milik TNI AU.
Cristian sampaikan untuk sementara waktu dirinya belum bisa masuk kembali ke kantor. Komunikasi terakhir, untuk sementara aktifitas di kantor untuk sementara waktu masih terhenti. Dirinya masih menunggu pemberitahuan resmi selanjutnya.
“Untuk komunikasi sama rekan kantor di Wamena masih belum tersambung,” imbuhnya.
Meski sempat mengalami ketakutan karena aksi kerusuhan hingga membuatnya mengungsi namun Christian berharap suasana di Wamena segera pulih seperti sebelumnya. Hidup damai berdampingan tanpa ada konflik.
“Harapan saya segera aman. Saya masih menunggu informasinya. Agar saya segera kembali ke Wamena dan kembali bekerja. Karena rejeki saya, pekerjaan saya ada di Wamena,” harapnya. Wardoyo