JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Untuk mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang teknologi pertahanan, Kementerian Pertahanan akan mulai mengembangkan pertahanan siber (cyber defense).
Demikian diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono.
“Apa lagi perang ke depan bukan hanya soal persenjataan. Tapi juga soal cyber defense dan soal biologi, soal pangan,” kata Trenggono usai mengikuti Rapat Terbatas di Kantor Presiden, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019).
Trenggono mengatakan, Indonesia harus dapat memanfaatkan perusahaan dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT Pindad, PT PAL, INTI (PT Industri Telekomunikasi Indonesia), PT Len Industri, hingga PT Dahana.
Ia berharap pengembangan teknologi di bidang pertahanan siber (cyber defense), kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), hingga Internet of Things (IoT) bisa segera dimulai.
“Nanti ada anggaran di departemen pertahanan, yang tentu kita akan alokasikan sedapat mungkin kita berikan industri dalam negeri. Tidak hanya BUMN, tapi terhadap swasta juga,” kata Trenggono.
Ia mengatakan belum tahu berapa banyak kebutuhan pertahanan yang dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri. Namun ia memastikan sebisa mungkin, perusahaan lokal mendapat jatah untuk mengisi pemenuhan itu.
Saat ini, Trenggono mengaku masih memetakan industri pertahanan dalam negeri.
“Bahwa kualitasnya belum maksimal tidak apa-apa, tapi pada saatnya pasti akan sampai,” kata pria yang memiliki basis sebagai pebisnis telekomunikasi itu.