SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ribuan pelanggan PDAM di sejumlah desa di Kecamatan Gondang, Sragen menjerit. Pasalnya, layanan air dari PDAM sudah sepekan lebih terhenti dan dioglang alias digilir.
Warga di sejumlah desa bahkan terpaksa harus bergerilya tiap malam mencari air ke sumur sawah demi bisa bertahan mencukupi kebutuhan air bersih.
Matinya suplai air PDAM dirasakan di antaranya di Desa Tunggul, Desa Glonggong dan sekitarnya.
“Sudah seminggu lebih, PDAM mati Mas. Kadang hidup kadang mati tapi lebih lama matinya. Kami kesulitan dapat air. Ini sementara antri didrop dari PDAM tapi ya seadanya. Kadang tiap malam hari, kami harus ambil air dari sumur di sawah. Kalau nggak gitu, nggak kelakon dapat air. Susah Mas,” ujar Wanto, salah satu warga Tunggul, Gondang kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (2/11/2019).
Kades Tunggul, Suntoro membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya keluhan soal matinya pelayanan PDAM tak hanya dirasakan di Tunggul, namun juga di desa sekitar yang selama ini mendapat aliran PDAM.
Ia menyampaikan di Desa Tunggul saja ada sekitar 2.000 KK yang kini dalam kondisi krisis air bersih.
“Desa-desa sekitar yang teraliri PDAM juga mengalami hal yang sama. Ini warga pada ngusungi banyu dari sumur sawah (mengambil air dari sumur sawah). Warga kami di Dukuh Tawangsari juga ngambil air di sawah. Yang punya sumur juga dihidupkan lagi, karena layanan PDAM sudah seminggu lebih mati,” paparnya.
Ia menuturkan sudah melapor ke PDAM soal matinya layanan. Namun PDAM tidak memberikan alasan kenapa layanan bisa mati.
Suntoro menduga matinya layanan PDAM itu diduga akibat kekurangan debit air.
“Hampir tiap tahun selalu begini. Kalau pas kemarau panjang dan hari raya Lebaran, selalu begini. Mungkin debitnya habis, harusnya PDAM yang tahu kenapa tiap tahun seperti ini. Sementara ini sebagian pelanggan dikirim air tangki dari PDAM. Sebagian juga ambil dari sawah,” tukasnya.
Terpisah, Dirut PDAM Sragen, Supardi mrngatakan untuk aliran air di Gondang memang terganggu. Hal itu dikarenakan sumber air dari Gumeng, Karanganyar turun draktis hingga 50 persen.
Akibat kondisi itu, layanan di Gondang sementara memang terganggu. Akan tetapi, PDAM tetap berupaya untuk mencari solusi sementara.
Yakni pelayanan terpaksa harus digilir dan menyuplai air ke pelanggan dengan didroping pakai mobil tangki.
“Temen-temen di Gondang harus ngatur air 24 jam agar pelanggan dapat air. Mudah-mudahan lekas turun hujan Mas,” tandasnya. Wardoyo