Beranda Daerah Sragen 39,7 Persen Balita di Sragen Alami Stunting, Masuk 100 Daerah Prioritas Penanganan...

39,7 Persen Balita di Sragen Alami Stunting, Masuk 100 Daerah Prioritas Penanganan dari Pusat. Kecamatan Mondokan Paling Tinggi 

Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Angka kasus gagal tumbuh atau stunting di Indonesia masih memprihatinkan. Dari data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting di Sragen mencapai 39,7 persen.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto. Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM mengatakan jika mengacu pada Riskesdas, angka stunting di Sragen memang 39,7 persen.

Namun ia mengklaim dari hasil kroscek dengan menerjunkan petugas gizi ke lapangan, angka stunting mencapai 10,2 persen.

“Kalau dipersentase dari total jumlah bayi, hanya 9,7 persen. Itu dihitung dari total jumlah bayi usia 1 sampai 5 tahun,” paparnya Minggu (1/12/2019).

Kroscek ulang dilakukan pada Agustus 2019 lalu. Menurutnya dengan angka itu, Sragen menjadi satu dari 100 locus penanganan stunting nasional.

Baca Juga :  Diduga Proyek Pengerjaan Bangunan Cagar Budaya Pendapa Petilasan Mangkubumi di Sragen Asal Asalan Baru Dibangun Sudah Ambruk

“Nanti tahun depan, kita buat 10 desa penanganan stunting yang dibiayai dari DAK pusat, 10 desa dibayai dana desa. Jadi total ada 20 desa percontohan penanganan stunting,” terangnya.

Hargiyanto mengklaim angka stunting di Sragen masih lebih rendah dari Solo yang mencapai 59 persen.

Ia menambahkan dari 20 kecamatan, angka stunting tertinggi berada di Kecamatan Mondokan. Kasus stunting di kecamatan bagian utara Sragen ini mencapai angka 22 persen dari total kasus yang ada di Sragen.

“Paling tinggi di Mondokan, ada 5 kelurahan atau desa di sana yang kasus stuntingnya tinggi,” tandasnya. Wardoyo

Baca Juga :  HRS Kader Golkar Sragen Sempat Jadi Tersangka di Polres Sragen Kini Bebas Dari Jerat Pidana Lewat Praperadilan

 

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.