JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Kemunculan ular kobra baru marak belakangan ini. Bagaimana cara kita yang awam soal ular, jika terpaksa harus menanganinya sendiri?
Untuk itu, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menggelar pertunjukan edukasi menangani ular berbisa yang ditemukan di lingkungan permukiman warga.
Perawat satwa Museum Komodo dan Taman Reptil TMII, Erik Hendrayana, mengatakan ada beberapa langkah dalam menangani ular yang ditemukan di lingkungan permukiman warga.
Pertama, saat warga melihat ular berbisa seperti kobra di dalam rumah, kata dia, usahakan jangan panik.
“Yang penting harus tenang. Lebih baik anggap semua ular yang ditemukan itu berbisa agar kita tidak mencoba mendekat, tanpa mengetahui jenisnya,” kata Erik saat ditemui di Museum Komodo, Jumat (27/12/ 2019).
Erik menyarankan warga yang bertemu ular memanggil orang lain untuk terus mengawasi reptil berdarah dingin tersebut.
Setelah itu, orang yang menemui ular berbisa tersebut mesti mengambil tongkat, kacamata, dan ember atau kontainer jika ingin menangkapnya.
Sedangkan yang lainnya bisa terus mengawasi pergerakan ular. Jangan sampai, kata dia, ular yang ada di rumah warga hilang jejaknya.
“Jangan coba-coba menangkap dengan tangan kosong,” ujarnya.
“Ember atau kontainer itu nantinya untuk menangkap dan mengisolasi agar ular tersebut tidak ke mana-mana.”
Dalam menangani ular kobra, kata dia, kaca mata dibutuhkan karena hewan tersebut bisa menyemburkan bisanya ke arah mata. Sedangkan tongkat untuk menjangkau ular tersebut.
“Tongkat untuk ngecat lebih bagus. Kalau tidak ada tongkat sapu juga bisa. Yang penting jangan dipegang langsung,” tutur Erik.
Setelah ular diisolasi, kata dia, warga yang tidak mempunyai keterampilan dalam menangani ular berbisa lebih baik memanggil orang yang ahli dalam menangani reptil tersebut. Sebab, ada trik tersendiri dalam menangani ular kobra.
Warga tidak bisa asal pegang kepalanya karena berpotensi meleset dan taring ular bisa menusuk ke jari tangan.
“Kalau kobra memang lebih hati-hati dalam memegang kepalanya. Lebih baik pakai alat, lalu simpan di ember atau kontainer.”
Untuk mengindari ular masuk rumah, Erik menyarankan warga untuk memberikan wewangian di lubang atau ruang yang berpotensial sebagai pintu masuk.
“Bisa pakai karbol atau kamper. Yang penting wanginya menyengat karena ular akan menghindari wewangian yang menyengat,” ujarnya.