Petugas melintas di depan logo PT Asuransi Jiwasraya. Republika/WihdanJAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — PT Jiwasraya (Persero) sedang dirundung masalah gagal membayar polis asuransi nasabahnya. Direktur Utama Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko mengatakan jika kegagalan tersebut disebabkan kesalahan strategi dalam berinvestasi. Hexana menyebut karena salah strategi ini membuat perusahaan harus menanggung beban keuangan yang menggulung dari tahun ke tahun. Hexana menjelaskan kesalahan strategi adalah penempatan usaha yang semestinya mayoritas ditempatkan ke goverment bond, malah dimasukan ke dalam skema investasi reksa dana saham. Hal ini membuat perseroan gagal bayar polis kepada nasabah yaitu persoalan investasi yang di luar kehati-hatian. “Saham-saham yang nilainya Rp 50 rupiah (per lembar saham) banyak sekali. Bahkan suspend banyak sekali,” ujar Hexana di DPR, Senin (16/12/2019). Berdasarkan paparannya, komposisi portofolio investasi keuangan asuransi jiwa tidak sejalan dengan rencana jangka panjang (5 tahun) perusahaan. Berdasarkan rencana panjang perseroan, seharusnya goverment bond menjadi instrumen investasi paling besar yaitu sebesar 30 persen. Termasuk juga obligasi korporasi non BUMN, instrumen Bank Indonesia (BI) 30 persen.