Beranda Daerah Sragen Tewaskan 2 Bocah, Polres Sragen Usut Perijinan dan Indikasi Kelalaian Pengusaha Tambang...

Tewaskan 2 Bocah, Polres Sragen Usut Perijinan dan Indikasi Kelalaian Pengusaha Tambang Galian C Kaliwedi. Berpotensi Ada Tersangka?

Jenasah salah satu bocah korban tewas di kubangan galian C Kaliwedi, Gondang, Sragen saat dimandikan, Senin (16/12/2019) petang. Foto/Wardoyo
Jenasah salah satu bocah korban tewas di kubangan galian C Kaliwedi, Gondang, Sragen saat dimandikan, Senin (16/12/2019) petang. Foto/Wardoyo

SRAGEN,JOGLOSEMARNEWS.COM Kematian dua bocah asal Dukuh Bodean, Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Sragen, akibat tenggelam di kubangan tambang galian C, Senin (16/12/2019) membuat jajaran Polres mulai bergerak.

Polisi mengaku mulai menyelidiki keberadaan tambang galian C tersebut, terutama mengusut perijinannya.

“Ini masih kita selidiki, termasuk bagaimana perijinannya. Apakah sudah ada ijin atau belum,” papar Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Harno, Selasa (17/12/2019).

Selain ijin, polisi juga bergerak untuk melakukan penyelidikan terkait ada tidaknya unsur kelalaian pengusaha hingga menyebabkan insiden dua bocah tewas.

Saat ditanya apakah berpotensi memunculkan tersangka, ia menyebut masih dalam penyelidikan.

“Masih kami selidiki, apakah ada kelalaian dari pengusaha atau tidak. Nanti akan kami periksa saksi-saksi dulu,” tukasnya.

Sementara, menurut kesaksian tokoh dan masyarakat sekitar, tambang galian C yang berlokasi di persawahan itu sudah beroperasi sekitar dua tahun terakhir.

Namun tambang yang mengeruk sawah berbukit itu mendadak berhenti sejak sepekan lalu.

Kabar yang beredar di kalangan warga dekat tambang, terhentinya operasional lantaran konflik internal di kalangan pengelola.

“Setahu saya, tambang itu ijinnya atas nama Winarto. Tapi yang mengelola orang lain. Ada tiga pengusaha dari Karanganyar, Solo, dan Masaran. Jadi yang ngelola bukan pemilik izinnya. Nah dengar-dengar mereka lagi berkonflik sehingga akhirnya operasional berhenti seminggu yang lalu,” papar No, salah satu tokoh Dukuh Bodean, Kaliwedi, yang tahu seluk beluk tambang itu, Selasa (17/12/2019).

Baca Juga :  Calon Bupati Sragen 02 Sigit Pamungkas Nyoblos di Kampung Halaman Kedawung

Salah satu perangkat Desa Kaliwedi, Joko Susilo juga mengatakan aktivitas penambangan di lokasi tersebut memang sudah mengantongi ijin.

Namun sepengetahuannya, yang mengelola saat ini memang bukan pemilik izin. Menurutnya, penambangan tanah urug dengan backhoe itu sudah berlangsung dua tahun terakhir.

Awalnya lokasi itu sawah dan ladang. Lalu sejak dua tahun jadi tambang tanah urug. Warga pemilik lahan merelakan lantaran harapannya seusai ditambang dan direklamasi, lahan lebih datar dan kembali bisa ditanami.

“Nah, seminggu terakhir tidak ada aktivitas penambangan, sehingga tidak ada orang di sana. Akhirnya saat ada anak-anak main di situ, tidak ada yang mengawasi,” papar Joko ditemui di lokasi tambang, Senin (16/12/2019) petang.

Joko yang tinggal di dukuh dekat tambang menguraikan saat kejadian, kubangan-kubangan bekas galian itu memang terisi air. Di lokasi tambang, ada banyak kubangan berukuran lebar-lebar dan dalam.

“Memang nggak ada pembatas atau pengamannya. Itu yang bikin bahaya. Apalagi ini sudah kejadian, sekali waktu dua anak meninggal,” tukasnya.

Situasi lokasi penambangan sendiri usai kejadian, tampak sepi. Masih terlihat dua unit alat berat ekskavator tak jauh dari kubangan yang menewaskan kedua korban.

Baca Juga :  DLH Sragen Ajak Warga Tukar Botol Plastik dengan Bibit Tanaman dan Pupuk Diadakan Rutin Setiap Minggu di Car Free Day Sragen

Sementara, lokasi tambang sendiri berjarak 1 kilometer dari permukiman warga. Jalanan sejalur yang berliku dan naik turun menuju lokasi tambang, membuat warga juga kesulitan memantau aktivitas jika ada anak yang bermain di lokasi tambang.

Seperti saat dua bocah, Brian Yoga Saputra (10) dan Muhammad Ramadhan Api Saputra (8) yang akhirnya ditemukan tewas di kubangan bekas galian sedalam 2,5 meter di lokasi penambangan.

Kedua siswa SDN Plosorejo 1 asal Dukuh Bodean RT 6, Desa Kaliwedi, Gondang, itu tewas mengenaskan tenggelam saat hendak mandi di kubangan. Wardoyo