SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Direktorat lalu lintas Polri dan Direktorat Jasa Marga mendadak melakukan kunjungan ke ruas jalur Tol Solo Ngawi wilayah Sragen.
Selain mengecek kesiapan jalur menjelang arus mudik lebaran 2020, kunjungan Dirlantas itu salah satunya juga membahas upaya menekan angka kecelakaan di jalur tol Solo-Ngawi, utamanya di wilayah Sragen.
Hal itu disampaikan oleh Kapolres Sragen AKBP Rafael Sandy Cahya Priambodo melalui Kasat Lantas AKP Sugianto, Kamis (23/1/2020).
Kasat Lantas mengungkapkan kunjungan itu sebenarnya dalam dalam rangka memperkenalkan diri ke wilayah mengingat Dirlantas juga baru saja menjabat.
Kunjungan juga didampingi Kasat Lantas di wilayah Polres Sragen Boyolali dan Karanganyar.
“Pak Dirlantas juga berkoordinasi dengan pihak JSN selaku pengelola jalan tol Tol Solo- Ngawi sehingga nanti menghadapi kesiapan arus mudik lebaran lebih mudah berkoordinasi,” paparnya.
Dalam kunjungan itu, Kasatlantas juga menyampaikan salah satu yang menjadi atensi di ruas tol Sragen adalah tingginya angka kecelakaan di ruas antara kilometer 530 sampai 548.
Menurutnya sejauh ini sudah banyak kasus kecelakaan dan merenggut korban jiwa di ruas itu. Kasat Lantas menyampaikan untuk arus dari Timur atau Ngawi ruas paling rawan kecelakaan ada di KM 543 sampai 548 B.
Sementara untuk arus dari barat atau Solo, titik paling rawan kecelakaan berada di antara KM 539 dan 543 A.
“Jadi hasil analisa beberapa kejadian di sana itu ada beberapa berapa masukan. Karena di Sragen ini masuk titik Lelah kalau dari arah Timur maupun Barat. Dari beberapa kejadian faktor utamanya adalah karena kondisi pengemudi kebanyakan mengantuk sehingga lalai dan kurang hati-hati,” terangnya.
AKP Sugianto menggambarkan dari beberapa kejadian kecelakaan maut yang terjadi di ruas jalur tersebut ada 3 kasus yang dipicu karena pengemudinya mengantuk. Lalu ada satu kejadian yang disebabkan karena pecah ban.
Dari beberapa kejadian itu, pihaknya tengah memikirkan solusi untuk meminimalisir potensi kecelakaan. Salah satunya dengan menggagas pemasangan peredam kejut di beberapa meter menjelang titik rawan.
Peredam kejut itu bahkan akan didesain bisa berbunyi, sehingga pengemudi yang mengantuk bisa terbangun jika melewati peredam kejut.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan jsn untuk memasang stiker dengan ukuran besar yang apabila kena sorot lampu akan menyala. Diharapkan dengan stiker stiker menyala itu akan kan menggugah pandangan pengemudi mengingat di sepanjang titik rawan itu saat ini memang minim penerangan,” tandasnya. Wardoyo