JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Serangan drone militer Amerika Serikat (AS) yang berhasil menewaskan komandan pasukan elit Iran, Jenderal Qassem Soleimani, ditengarai sibantuboleh mata-mata Irak dan Suriah.
Berdasar penjelasan sejumlah penyelidik kasus kematian orang nomor dua paling berkuasa di Iran itu, mata-mata Suriah telah membuntuti Soleimani dan memasok informasi kepada pasukan AS di Baghdad.
Berawal ketika Soleimani tiba di bandara internasional Damaskus dengan mengendarai mobil dengan dikawal 4 tentara dari pasukan Garda Revolusi Iran.
Mobil yang mereka kendarai parkir di dekat tangga yang mengarah ke pesawat Cham Wings Airbus A320 untuk terbang ke Baghdad, Irak.
Menurut laporan karyawan maskapai penerbangan Cham Wings, nama Soleimani dan 4 pengawalnya tidak ada dalam daftar manifes penumpang.
Soleimani tidak mau menggunakan pesawat pribadi karena meningkatnya kekhawatiran tentang keselamatan jiwanya, menurut seorang pejabt keamanan Irak. Soleimani menjadi penumpang terakhir yang masuk ke dalam pesawat.
Pesawat yang ditumpangi jenderal yang memimpin operasi militer mengusir milisi organisasi teroris internasional ISIS dari Irak dan Suriah, tiba di bandara internasional Baghdad pada 3 Januari 2020 jam 12.30 larut malam, menurut keterangan dua petugas bandara sebagaimana dilaporkan Reuters dan Al Al Arabiya, 9 Januari 2020.
Soleimani dan para pengawalnya keluar dari pesawat langsung ke landasan pacu pesawat, melewati bea cukai.
Sekutu terdekatnya, Abu Mahdu Muhandis sebagai wakil ketua Unit Mobilisasi Popular Irak menunggu di luar pesawat dan dua lelaki lainnya menunggu di dalam kendaraan lapis baja.
Beberapa tentara mengawal Soleimani pindah ke mobil SUV lapis baja. Kedua kendaraan itu berjalan beriringan menuju jalan utama keluar dari bandara.
Sesaat kemudian dua roket AS menerjang kendaraan yang membawa Soleimani dan Muhandis sekitar jam 12.55 malam.
Roket berikutnya menerjang mobil SUV yang membawa pasukan pengawal Soleimani.
Jenderal Soleimani dan Muhandis tewas seketika akibat serangan roket yang dimuntahkan dari drone militer AS.
Dalam tempo beberapa jam dari serangan, aparat keamanan Irak melakukan penyelidikan dan menutup semua akses ke lokasi peristiwa serangan rudal tersebut. Aparat memeriksa pesan singkat dari staf bandara yang berjaga di malam itu.
Interogasi dengan sejumlah aparat keamanan bandara dan pegawai Cham Wings juga dilakukan.
Penyelidikan lembaga Keamanan Nasional memberikan indikasi kuat bahwa jaringan mata-mata di dalam bandara Baghdad telah membocorkan secara rinci isu keamanan yang sensitif tentang ketibaan Soleimani di AS.
Dua aparat keamanan bandara Baghdad dan dua kru Cham Wings diduga sebagai mata-mata pasukan AS.
Dua kru maskapai Cham Wings yang diduga sebagai mata-mata pasukan AS beroperasi di bandara Damaskus untuk membantu pembunuhan jenderal Quassem Soleimani.
Beranda Umum Internasional Jenderal Qassem Soleimani Jadi Penumpang Terakhir Sebelum Tewas Diterjang Drone Militer...