JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Sebanyak 187 Warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah yang diidentifikasi sebagai teroris asing atau
foreign terrorist fighters (FTF),
kebanyakan didominasi oleh kalangan wanita dan anak-anak.
Hal itu ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
“Sebanyak 31 orang itu laki-laki dan sisanya itu perempuan dan anak-anak,” ujar Mahfud saat ditemui di kantornya, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).
Jumlah ini, kata Mahfud, hanya sebagian saja dari total WNI yang menjadi FTF. Mahfud menyebut secara keseluruhan, ada 6 ribu WNI yang diduga menjadi FTF di berbagai negara. Ia mengatakan pekerjaan rumah besar adalah ketika mereka harus dipulangkan ke Indonesia.
“Kalau yang jelas terlibat teroris, itu akan diadili di Suriah. Nah, itu silahkan, tapi yang bukan kan itu nanti dipulangkan di sini,” kata Mahfud.
Mahfud mengatakan hal ini cukup sulit karena mereka berangkat ke luar pun umumnya tanpa sepengetahuan negara. Selain itu, pemerintah juga harus menggelar program deradikalisasi bagi mereka.
Karena itu, Mahfud mengatakan masih perlu berkoordinasi dengan negara-negara dan instansi terkait dalam pemulangan para FTF WNI.
“Di berbagai negara dan itu kan harus dibicarakan bagaimana pemulangannya. kalau dipulangkan berbahaya atau enggak, dan sebagainya,” kata Mahfud.
Hal ini menjadi salah satu pembicaraan yang dilakukan Mahfud saat bertemu dengan Direktur Jenderal Unit Penanggulangan Terorisme Jepang, Shigenobu Fukumoto, di kantornya, siang tadi. Dalam pertemuan itu, hadir pula Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Aliyus.