WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Rencananya pemerintah mencabut subsidi gas elpiji 3 kilogram akiaw gas melon. Hal ini memantik reaksi dari kalangan pedagang mie bakso.
Para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Mi Bakso (Papmiso) Indonesia khawatir. Seandainya kebijakan itu diterapkan, bakal berimbas pada usaha. Selain itu rakyat kecil bakal lebih berat lagi. Mereka minta pemerintah mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil kebijakan tersebut.
Ketua Papmiso Bekasi Kota, Maryanto menegaskan, elpiji 3 kilogram ini juga digunakan hampir 25 juta pelaku usaha. Di antaranya pedagang mi bakso yang tersebar di pelosok tanah air.
Menurut pengusaha mi bakso asal Girimarto, Wonogiri itu, adanya isu dicabutnya subsidi elpiji mempengaruhi harga eceran gas elpiji 3 kilogram dari Rp 19-20 Ribu menjadi Rp 35 Ribu. Jelas membuat rakyat kecil termasuk pelaku usaha UMKM menjerit.
Kondisi ini otomatis akan memicu kenaikan biaya produksi dan berdampak pada harga jual anggota Papmiso Indonesia.
“Saat ini pada hari biasa saja sepi pelanggan. Apalagi kalau nanti harga mi bakso dinaikkan. bisa-bisa anggota kami banyak gulung tikar. Karena dengan kenaikan harga elpiji otomatis harga lainnya melejit. Saat ini kita sudah tercekik dengan harga daging dan ayam, lombok serta bumbu lainnya,” kata dia, Rabu (22/1/2020).
Selain itu, kata Maryanto, pencabutan subsidi gas 3 kilo dinilai kontra produktif dengan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Pada pasal 20 berbunyi pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan usaha dengan cara menyedikan intensif bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pihaknya berharap Presiden Jokowi berani membatalkan pencabutan subsidi gas 3 kilogram yang disulkan Dirjen Migas Kementerian ESDM. Aria