Beranda Umum Internasional Baru Saja Bersepakat, AS Lontarkan Serangan Udara ke Taliban, Ada Apa?

Baru Saja Bersepakat, AS Lontarkan Serangan Udara ke Taliban, Ada Apa?

Polisi Afghanistan memeriksa lokasi ledakan di Kabul, Afghanistan, 3 September 2019. Sebuah bom kendaraan Taliban pada Senin malam dekat dengan sebuah kompleks perumahan yang digunakan oleh organisasi internasional di ibu kota Afganistan, Kabul, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 119 lainnya / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM
Baru saja menandatangani kesepakatan Sabtu lalu, militer Amerika Serikat (AS) melontarkan serangan udara ke basis pasukan Taliban di Provinsi Helmand, yang terletak di Afganistan selatan.

Itu adalah serangan udara pertama sejak kedua pihak menandatangani kesepakatan penarikan pasukan Amerika dari negara itu Sabtu pekan lalu.

“Pasukan Taliban menyerang sebuah pos pemeriksaan pasukan Afganistan. Serangan udara ini bersifat defensif untuk membubarkan serangan tadi,” kata Kolonel Sonny Leggett, juru bicara pasukan Amerika Serikat di Afganistan, lewat cuitan di Twitter seperti dilansir Reuters pada Rabu (4/3/2020).

Menurut dia, Washington berkomitmen untuk melakukan perdamaian tapi akan membela pasukan Afganistan jika diserang.

“Kepemimpinan Taliban berjanji kepada komunitas internasional akan mengurangi tindakan kekerasan dan tidak menambah serangan. Kami meminta kepada Taliban untuk menghentikan serangan yang tidak perlu dan menjaga komitmen mereka,” kata dia.

Ini merupakan serangan udara pertama terhadap pasukan Taliban dalam sebelas hari. Kedua belah pihak menyepakati pengurangan tindakan kekerasan yang berujung pada kesepakatan pada Sabtu pekan lalu.

Pasca penandatanganan kesepakatan, pasukan Taliban memulai kembali serangan terhadap pasukan Afganistan. Meski, sumber mengatakan pemimpin Taliban akan menahan pasukannya agar tidak menyerang pasukan asing.

Pihak Taliban belum mengonfirmasi kebenaran soal serangan yang dilakukan terhadap pasukan Afganistan. Meski bersepakat dengan Amerika, Taliban menolak berdamai dengan pemerintah Afganistan, yang disebutnya tidak memiliki legitimasi.

www.tempo.co