KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hujan deras yang mengguyur wilayah eks Karesidenan Surakarta dalam waktu sepekan terakhir, membuat Tinggi Muka Air (TMA) sungai Bengawan Solo, berada di level waspada.
Sedikitnya 165 jiwa warga Rt 07/Rw VI Dusun Daleman, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar sempat dilanda kepanikan karena air mulai meluap masuk ke jalan permukiman.
Bahkan mereka juga langsung mempersiapkan diri untuk mengungsi jika sewaktu-waktu air banjir memasuki tempat tinggal mereka.
Warga sempat cemas lantaran debit air terus meninggi. Bakan Minggu (1/3/2020) malam, TMA sungai terpanjang di pulau Jawa ini sudah mencapai 7,97 meter.
Air bahkan sempat masuk ke perkampungan. Early Warning System (EWS) yang terpasang di lokasi pemukiman penduduk juga menyala. Hal itu membuat warga langsung panik.
Kepala Dusun Benowo, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Guntoro.mengatakan, meski sempat siaga, namun pada hari Senin (02/03/2020) pukul 10.00 WIB, air sempat surut.
Meski statusnya berubah normal, warga diminta tetap waspada. Pasalnya hujan deras yang terjadi di hulu sungai masih berotensi meningkatkan TMA yang dapat menggenangi ruah waraga.
“Warga di bantaran sudah bersiaga mengungsi sejak Minggu malam. Tim sukarelawan, BPBD sudah berada di lokasi untuk mengevakuasi warga.Karena air surut, warga tidak jadi mengungsi,” jelas Guntoro, Senin (02/03/2020).
Dijelaskan Guntoro, permukiman penduduk tersebut, merupakan langganan banjir jika memasuki musim penghujan.
Pasalnya, permukiman tersebut berada di bantaran sungai Bengawan Solo. Pihaknya juga telah mengusulkan agar dibangun penecegah air masuk ke permukiman atau parapet, namun belum terealisasi sampai skarang.
“Usulan bangunan pencegah banjir itu sejak 2017, namun belum terealisasi sampai sekarang. Kami menyadari pembangunannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kami mengusulkan melalui APBDes, namun tidak terakomodir. Gubernur dan bupati juga telah meninjau lokasi,” kata dia.
Terpisah, Ketua RT 07/RW VI, Budi HS mengatakan, telah menyiapkan berbagai skenario untuk menyelamatkan warga.
Terutama penyelamatan balita dan orang tua jika air menggenangi permukiman. Menurut Budi, ada sekitar 7 orang tua dan 25 balita di wilayah permukiman mereka.
“Jika air menggenangi permukiman, seluruh warga akan mengungsi di Masjid Al Maming yang berada di sekitar perkampungan,” terangnya. Wardoyo