SEMARANG,JOGLOSEMARNEWS.COM – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengonfirmasi satu warga Surakarta yang meninggal karena terinfeksi Covid-19 (virus Corona).
Saat ini di Jateng terdapat tujuh orang pasien dalam pemantauan (PDP) atau suspect yang masih dirawat di rumah sakit.
Lalu satu pasien positif virus Corona yang sekarang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Moewardi Surakarta.
Hal itu disampaikan Ganjar, saat konferensi pers di Puri Gedeh, Kota Semarang, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo dan Direktur Utama RSUD dr Moewardi Surakarta Cahyo Hadi, Jumat (13/3/2020). Menurutnya, sampai hari ini ada 46 pasien PDP atau suspect corona.
“Sebanyak 37 orang dinyatakan negatif (telah dipulangkan). Dua orang positif (di RSUD Moewardi), satu orang meninggal sudah dikebumikan di Magetan. Dia jualan di Solo,” ujar orang nomor satu di Jateng ini.
Ia menambahkan, kini masih ada delapan orang yang dirawat di rumah sakit. Rinciannya, satu orang di rumah sakit Tegal, dua orang di RSUD Tidar Magelang, satu orang di RSUD dr Margono Soekarjo, dua orang di RSUD dr Moewardi (satu orang positif Covid-19, satu orang dalam pengawasan).
Sedangkan di RSUD Tugurejo ada satu orang yang dirawat, dan di RSUP dr Kariadi ada satu orang.
Kecuali satu orang di Moewardi yang sudah dinyatakan positif, semua yang dirawat di ruang isolasi itu masih dalam status pasien dalam pengawasan (PDP).
Terkait kasus positif Corona yang ada di Solo, Ganjar menyebut telah melakukan penelusuran, terkait siapa saja yang pernah berhubungan dengan pasien.
Langkah awal yang telah dilakukan, adalah mengisolasi keluarga pasien dan tenaga medis yang bersinggungan langsung dengan pengidap Corona.
Dua orang yang positif mengidap Covid-19, sebelumnya menghadiri sebuah seminar di Bogor.
Keduanya berjenis kelamin pria, dengan umur 59 dan 58 tahun. Mereka tercatat tidak kontak dengan warga negara asing.
Berdasarkan pengalaman itu, Ganjar meminta warganya lebih berhati-hati jika kontak dengan orang lain. Ia mengimbau agar warga mengurangi frekuensi bersalaman, dan menggantinya dengan bersentuhan siku atau menangkupkan tangan di dada.
Selain itu, ia mengimbau warga Jateng tetap beraktivitas sebagaimana biasa. Namun, Ganjar mengimbau agar mengurangi kunjungan di kerumunan, bila tidak begitu penting.
“Kami juga meminta, masyarakat yang merasa berhubungan dengan pasien positif Corona di Solo, menghubungi puskesmas atau rumah sakit. Bagi warga Jateng, tetap tenang. Namun kurangi berada di kerumunan dahulu. Bagi Kades kami minta bantu sosialisasikan. Untuk pengelola tempat keramaian, silakan sediakan tempat cuci tangan dengan sabun,” imbau Ganjar.
Direktur Utama RSUD Moewardi Cahyo Hadi menjelaskan, dari dua orang tersebut, satu orang yang kemudian meninggal karena positif Corona, mengalami gejala khas yakni pneumonia.
“Sekarang di RSUD Moewardi kami masih merawat dua orang. Satu dinyatakan positif (Corona) dan satu orang lagi baru datang, masih dalam pengawasan medis. Mereka adalah teman dari pasien positif Corona yang meninggal, dan pernah pergi ke Bogor untuk melakukan seminar,” jelas Cahyo.
Ia menambahkan, untuk tenaga medis yang bersinggungan dengan pasien, sudah dilakukan isolasi dan pantauan medis. Mereka diliburkan sementara selama lebih kurang 14 hari.
“Tapi selama merawat, mereka (tenaga medis) telah memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standard. Kini mereka diliburkan dan diberi vitamin. Kalau per hari ada sekitar15-20 tenaga medis yang kontak dengan pasien,” urainya.
Isolasi, juga berlaku pada keluarga pasien pengidap virus tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo memastikan, pihaknya sudah mempersiapkan 13 rumah sakit rujukan di Jateng. Hal itu terkait dengan ruang isolasi dan kebutuhan APD.
“Kami pemerintah siap, karena sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota. Kami juga menjalin komunikasi dengan wilayah-wilayah lain,” pungkas Yulianto. JSnews