DENPASAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang pria pemilik akun @wahyumang menemukan tiga benda mirip jenglot saat sedang jogging di Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali, Sabtu (7/3/2020).
Kepada Tribun Bali, Wahyu si pemilik akun @wahyumang yang mengaku menemukan benda tersebut menjelaskan kronologinya.
“Tadi pagi saya olahraga di pantai padang galak, tak sengaja menemukan seekor makhluk aneh di pinggir pantai, yang banyak orang bilang itu jenglot,” ungkap Wahyu.
Wahyu menemukan benda itu tidak dalam waktu dan tempat yang bersamaan, mulanya ia mengumpulkan satu benda, kemudian tak berselang lama ia temukan satu per satu benda serupa hingga berjumlah tiga.
Kata dia, jenglot warna merah paling seram.
“Kemudian saya temukan lagi satu yang berisi ekor yang letaknya tidak jauh dari sana, saya kumpulkan 2 ekor itu.
Lalu lagi saya temukan kembali yang warna merah yang paling seram,” jelas dia.
Namun ia tidak ingin memastikan apakah benda itu benar yang disebut jenglot atau bukan supaya tidak menjadi keresahan di masyarakat.
Akhirnya, jenglot itu ia doakan dan ia bukan ke laut lagi.
“Apa itu betul jenglot atau gimna. Tapi masyarakat sekitar sih semua bilang itu jenglot min. Lalu saya kumpulkan ketiganya, saya doakan agar kembali ke tempat asalnya, kemudian saya buang ke laut,” pungkas dia.
Bukan yang Pertama Kali
Penemuan benda mirip jenglot di Pantai Padang Galak ternyata bukan baru pertama kali terjadi.
Salah seorang warga Kesiman, Edi Ismanto (40) mengatakan, sebelumnya pernah ditemukan benda serupa tidak jauh dari lokasi penemuan pagi tadi.
“2 tahun lalu juga pernah ditemukan jenglot, lokasinya tidak jauh dari penemuan, agak ke Selatan dikit,” ungkap Edi saat bercerita kepada Tribun Bali di kawasan pantai setempat, Sabtu (7/3/2020) sore.
Pria yang kerap beraktivitas memancing di Pantai Padang Galak itu menuturkan ada bentuk yang berbeda dari penemuan dua tahun lalu.
“Kalau dua tahun lalu kepala bertubuh ular, beda sama yang ditemukan tadi. Dulu malam hari nemunya nyangkut di pancing milik teman namanya Pak Ian, saat ditarik ternyata benda itu,” bebernya.
“Lalu cuma ditaruh saja, besok paginya sudah hilang,” sambung Edi
Lanjut dia, mengaku pernah mempelajari ilmu dari buku setebal 3 sentimeter, berisi hal-hal ghaib salah satunya dunia jenglot. Ia mempelajari sejak usia 14 – 35 tahun.
“Wasiat dari kakek diturunkan ke saya, disuruh mempelajari ilmu itu, tujuannya supaya tahu dan tidak keliru, bahwa hal-hal seperti itu tidak baik dilakukan, hanya untuk bekal dan pengetahuan saja supaya tidak dipermainkan,” tuturnya.
Orang yang sehari-hari bekerja serabutan dan berjualan umpan ikan itu mengklaim jenglot hanya ada satu di dunia, seperti Keris Nogo Sosro maupun Batu Merah Delima.
“Jenglot itu hanya ada satu, tapi kita tidak tahu di mana keberadaannya maupun pemiliknya, seperti Keris Nogo Sosro dan Merah Delima, hanya ada satu, tapi banyak tiruannya. Itu yang jenglot dua tahun lalu malah mau saya patahkan tapi ga tau hilang ke mana paginya,” kata dia.
Bahkan ia menyebut, jenglot yang pertama kali ditemukan adalah benda sambungan yang dibuat tiruan menyerupai jenglot. Sama halnya jenglot yang kerap dipamer-pamerkan di sebuah pameran.
“Tujuannya apa ya satu untuk uang, mereka menggunakan ilmu hipnotis atau ilmu ghaib atau komunikasi yang baik untuk membuat percaya pengunjung,” tuturnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, jenglot sejatinya memiliki sistem kerja seperti tuyul, apabila diberikan “makanan” maka dia akan menuruti perintah tuannya.
“Entah untuk uang, atau mengganggu orang,” ujarnya
Oleh sebab itu, ia berpesan agar masyarakat jangan percaya terhadap isu-isu mengenai jenglot atau benda-benda tiruan yang dijual untuk kesuksesan, memikat lawan jenis dan lain sebagainya.