Beranda Daerah Semarang Pasien Positif Corona di Purbalingga Sempat Pulang dan Dijenguk Warga, 90 Orang...

Pasien Positif Corona di Purbalingga Sempat Pulang dan Dijenguk Warga, 90 Orang Kontak Langsung, Satu Dusun Lockdown

Satu Dusun di Gunungwuled melakukan penutupan akses jalan dengan portal. Masyarakat terlihat berjaga di lokasi tersebut. Istimewa/Tribunbanyumas.com

PURBALINGGA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Desa Gunungwuled Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga memutuskan menutup akses salah satu di antara di wilayahnya.

Lockdown atau penutupan akses tersebut dilakukan setelah satu diantara warganya yang baru datang dari Jakarta dinyatakan positif corona. Penutupan akses dilakukan cara memberikan portal di jalan satu-satunya pada di dusun tersebut.

Kepala desa Gunungwuled, Nashirudin Latif membenarkan bahwa satu dusun di desanya dilakukan lock down. Kejadian itu berawal ketika warganya merantau di Jakarta pulang ke dusun itu.

” Disana (Jakarta) mengalami demam dan batuk-batuk lalu pulang ke dusunnya, ” tuturnya, saat dihubungi tribunbanyumas. com, Sabtu (28/3/2020).

Sepulangnya dari Jakarta, warganya mengalami demam dan dibawa ke Puskemas terdekat dan dirawat selama delapan jam.

Kondisinya tidak semakin membaik, dan warganya itu dirujuk ke RSUD Goenteng Taroenadibrata.

” Anak itu dirawat selama lima hari demamnya turun dan semakin membaik. Mungkin selama dirawat anak itu di swab dan dikirim ke Jakarta,” tuturnya.

Saat itu ruangan di rumah sakit penuh, kata dia, warganya yang kondisinya telah membaik itu dipulangkan dan diisolasi di rumah. Karena kondisinya membaik tetangganya berdatangan menjenguk tetangganya tersebut.

” Begitu pulang dari Rumah Sakit tetangga-tetangganya datang membesuk. Apalagi anak yang baru berusia 15 tahun itu begitu sehat kembali bermain bersama temannya,” tutur dia.

Kemudian lima hari kemudian hasil swab turun dan menyatakan warganya tersebut positif Covid 19. Hal ini mengejutkan pemerintah desa saat itu.

“Kontak langsung dimungkan dapat terpapar. Kami pun langsung menetapkan dusun itu darurat,” imbuhnya.

Setelah dinyatakan positif corona, warganya itu dijemput petugas kesehatan dan dibawa ke rumah sakit. Pihaknya berusaha untuk melakukan tracking (penelusuran) siapa saja yang telah berinteraksi dengan warganya tersebut.

“Ini cukup mengejutkan ternyata sudah 90 orang yang telah kontak langsung dengan dia (pasien), ” ujar dia.

Kondisi tersebut, membuat pemerintah desa melakukan local lockdown di dusun itu. Upaya yang dilakukannya itu menggangu aktivitas masyarakat dari dusun lain.

Baca Juga :  Ngeri! Duel Maut di Semarang, Pelajar Tewas dengan Luka Sabetan di Punggung Tembus Paru-paru

“Dusun itu ada berada di ujung jadi tidak mengganggu akses kemana-mana, “ujarnya.

Local lockdown ternyata menimbulkan masalah di dusun itu.

90 warga dusun itu harus mencukupi kebutuhan selama mengisolasi diri di rumah.

” Selama lock down warga kekurangan makan. Sehingga mengundang BPBD, perangkat untuk melakukan musyawarah bagaimana mengantisipasi ini, “tuturnya.

Nashirudin menuturkan setelah adanya surat edaran dari Presiden, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Gubernur, dan Bupati memberanikan diri untuk merubah Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) untuk mengatasi hal tersebut.

Pihaknya mengambil keputusan mengganti biaya hidup 90 orang yang harus karantina rumah, karena telah kontak langsung dengan warga dusun itu dinyatakan positif corona.

Setiap harinya pemerintah desa memberikan bantuan sebesar Rp 50 ribu per kepala keluarga (KK) selama 14 hari.

“Bantuan itu diberikan dari tanggal 26 Maret 2020. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk sembako,” tutur dia.

Masalah Baru

Selama lock down, menurut dia masalah tidak hanya berhenti disitu.

Ayah dari pasien positif corona itu tinggal sendiri di rumah dan harus keluar mencari rumput untuk hewan ternaknya.

” Warga merasa ketakutan. Pemuda di dusun itu juga tidak bisa menerima karena ayah pasien itu telah terlihat terjangkit virus corona, “tuturnya.

Pihaknya pun mengusulkan ke Bupati Purbalinga agar orang tua pasien dinaikkan statusnya menjadi Pasien Dalam Pemantauan (PDP) dan dibawa ke rumah sakit.

” Alhamdulillah sudah disetujui dan tadi siang sudah diambil ke rumah sakit,” jelasnya.

Ia berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk disiapkan pelayanan kesehatan di dusun tersebut.

Hal ini bertujuan agar bisa memantau kesehatan warga setiap saat di dusun itu.

” Saya tidak bisa menbayangkan jika penyebaran virus hingga 90 orang dan apabila terdampak bersamaan kan tidak bisa dibayangkan terlebih akses menuju dusun itu susah. Jadi harus disiapkan petugas medis yang siap di dusun itu, ” tukasnya.

Baca Juga :  Nasib Pilu Wanita Stroke di Brebes, Dianiaya dengan Sadis oleh Suami dan Anaknya Selama 3 Tahun!

Sementara itu, Kapolsek Rembang AKP Sunarto mengatakan dusun itu melakukan karantina sendiri dan mendapat penyuluhan dari puskemas.

” Memang kemarin ada pemeriksaan terhadap warga yang berkontak langsung dengan pasien suspect corona.”

“Mereka harus karantina di rumahnya masing-masing, ” jelas dia.

Menurutnya di dusun itu dilakukan penutupan akses jalan. Warga setempat menselektif sendiri masyarakat dari luar yang hendak masuk ke dusun itu.

“Mereka juga menselektif mobil-mobil travel maupun pribadi dari luar kota.”

“Mobil-mobil itu diarahkan ke Puskesmas dan dilakukan penyemprotan baik orang maupun mobil, ” tuturnya.

Penutupan akses jalan, kata dia, tidak hanya di dusun itu. Ada lima desa di Kecamatan Rembang yang melakukan hal sama dengan Desa Gunungwuled.

“Kami cuma menyarankan untuk mempelancar perekonomian agar tidak menutup total,”tutur dia.

Ia menyarankan agar masyarakat lebih mengantisipasi kendaraan travel yang datang pada dini hari. Hal ini diharapkan penumpang dikendaraan tersebut dapat memeriksakan diri.

” Jadi setelah diperiksa penumpang itu bisa masuk ke desa itu. Tapi sebelum masuk harus disemprot disinfektan dulu, ” pungkasnya.

www.tribunnews.com