SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suasana RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Kamis (12/3/2020) siang ini mendadak ramai.
Sebuah mobil ambulans tiba sekitar pukul 12.30 WIB. Begitu sampai di depan, sejumlah petugas medis dengan seragam tertutup ala astronot (alat pelindung diri atau APD) keluar dengan tergesa-gesa.
Kemudian pintu belakang ambulans dibuka. Beberapa petugas dengan APD tampak membantu mengeluarkan pasien di atas brankar dari dalam ambulans.
Pasien berjenis kelamin wanita itu tampak terbaring dengan masker menutupi mulut dan hidung.
Pasien itu kemudian dengan cepat dibawa ke ruang Isolasi penanganan Corona Virus yang berjarak sekitar 15 meter dari pintu depan. Semua orang yang ada langsung berkerumun.
Di ruang isolasi, beberapa petugas medis langsung menangani pasien yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Corona Virus itu. Semua penanganan dilakukan secara tertutup.
Sementara kerumunan orang menunggu di luar ruang Isolasi. Termasuk Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Wabup Dedy Endriyatno, Dirut RSUD Sragen, RSUD Gemolong, para dokter di RSUD Sragen, Kepala Puskesmas, Kepala DKK hingga jajarannya.
Turut hadir pula perwakilan dokter dari RSUD dr Moewardi yang terlihat mengawal penanganan dari awal sampai akhir.
Sepanjang penanganan, suasana terlihat sedikit mencekam. Setelah dilakukan penanganan, beruntung si pasien itu kemudian dinyatakan masih bisa tertangani dan kondisinya berangsur membaik.
Namun, situasi di atas bukanlah kejadian pasien Corona Virus sungguhan melainkan hanya simulasi atau peragaan bagaimana prosedur penanganan terhadap pasien yang mengarah pada gejala terinfeksi Corona Virus.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan simulasi digelar untuk kesiapsiagaan dan antisipasi apabila ada kasus mengarah Corona Virus di Sragen. Simulasi diawasi oleh supervisi dari RSUD Moewardi agar apa yang dilakukan dan ruangan isolasi Covid di RSUD Sragen bisa dievaluasi mana yang masih kurang atau belum benar.
“Hari ini simulasi penanganan dan ruang isolasi sehingga semua yang dilakukan apabila ada temuan indikasi gejala Corona Virus bisa ditangani dengan tepat dan bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Nanti persiapan kita tidak hanya di RSUD Sragen tapi juga di RSUD Dr Soeratno di Gemolong dan semua rumah sakit swasta kita harapkan menyiapkan ruang isolasi,” paparnya seusai memantau simulasi.
Menurut Bupati, simulasi digelar dengan menghadirkan semua tenaga medis, kepala puskesmas, juga direktur dan seluruh rumah sakit swasta. Hal itu dimaksudkan agar semua bisa melihat dan bergandeng tangan untuk menangani masalah Corona Virus.
Dirut RSUD Sragen, Didik Haryanto mengatakan sejauh ini ruang isolasi untuk penanganan Corona Virus sudah disiapkan dengan baik di RSUD Soehadi Prijonegoro.
Menurutnya, jika ada kekurangan seperti sekat korden, nantinya akan diganti dengan partisi yang permanen. Terkait simulasi tadi, ia mengatakan pihaknya sudah menyiapkan Protap dalam dalam bentuk Peraturan Direktur RSUD, supaya alur penanganan pasien Corona Virus bisa dilakukan dengan baik dan sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
“Kalau ini tadi kita simulasinya sudah penjemputan kepada pasien dengan pengawasan (PDP) Corona Virus,” terangnya.
Ia menambahkan untuk penanganan Covid-19, beberapa rumah sakit sudah ditetapkan menjadi rujukan lini pertama. Sesuai rakor di provinsi, rumah sakit kabupaten seperti RSUD Sragen ditetapkan sebagai rujukan lini kedua.
Tugasnya merawat atau mengkonservasi sekitar dua atau tiga hari pada pasien dengan gejala mengarah Corona Virus. Jika dalam waktu dua hari itu terjadi penurunan kondisi, akan langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan lini pertama seperti di RSUD Dr Moewardi Solo.
“Jadi pemeriksaan yang di sini yang dilakukan adalah pemeriksaan darah sama rontgen saja. Untuk pemeriksaan spesimen nanti di rujukan lini pertama,” pungkasnya. Wardoyo