![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/03/IMG_20200316_192609.jpg?resize=486%2C400&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar meninggalnya seorang pasien perempuan pasien asal salah satu kampung di Sragen Kota yang ditetapkan berstatus dalam pengawasan (PDP) corona virus, Senin (30/3/2020) membuat para warga dan tetangga kaget bukan kepalang.
Mereka mengaku tak percaya jika meninggalnya wanita berinisial H berusia sekitar 60 tahun itu dikaitkan dengan corona virus.
Pasalnya, warga selama ini melihat almarhumah hanya berprofesi jualan makanan di pasar. Kemudian yang bersangkutan juga jarang pergi keluar kota.
“Ya kaget Mas. Masa sih corona. Setahu saya buke (almarhumah) hanya jualan di pasar saja. Kayaknya juga jarang-jarang ke luar kota,” ujar Dwi, salah satu tetangga almarhumah kepada Joglosemarnesw.com, Senin (30/3/2020) malam.
Dwi mengungkapkan sepengetahuannya selama ini mengenal almarhumah juga jarang bepergian jauh. Aktivitasnya lebih banyak di pasar dan di rumah memproduksi makanan.
“Tapi kemarin ada yang bilang memang sudah lama sakit. Kalau nggak salah, sakitnya lambung atau liver,” terangnya.
Kepala DKK Sragen, dr Hargiyanto mengatakan sejauh ini pasien itu memang masih berstatus PDP corona.
Untuk kepastiannya apakah kematiannya positif covid-19 atau negatif, nantinya masih menunggu hasil lab terlebih dahulu.
“Bisa jadi negatif, bisa jadi pula memang positif. Tapi karena hasil pemeriksaan dari dokter dan pihak Moewardi Solo sudah menetapkan statusnya PDP (corona) sehingga sesuai protap penanganannya memang dilakukan seolah-olah seperti sudah positif covid-19,” tandasnya.
Ia menyampaikan pasien berjenis kelamin perempuan dengan usia sekitar 60 tahun itu memang dikabarkan juga memiliki riwayat penyakit penyerta.
Dari informasi, almarhumah sebenarnya juga tidak baru pulang dari bepergian luar kota. Namun demikian, karena hasil pemeriksaan dan pihak RS Moewardi Solo sudah menetapkan status PDP corona, maka protapnya pun ditangani seperti kasus positif corona.
“Kita sekarang nggak bisa mengandai-andai. Karena orang Jakarta, orang dari luar kota kan juga sudah banyak yang pulang. Makanya sebagai antisipasi karena sudah PDP, ya protap penanganannya diberlakukan sudah seperti kasus positif. Sekalipun mungkin nanti hasilnya negatif,” tuturnya.
Pihaknya sudah menginstruksikan kepada Puskesmas Sragen untuk melakukan pendataan.
Karena kematiannya berstatus PDP corona, maka semua anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, untuk sementara agar dilakukan isolasi.
“Kami sudah minta Kepala Puskesmas Sragen untuk melakukan isolasi. Sementara yang diisolasi anggota keluarganya dulu,” paparnya.
Saat ini pihaknya juga akan melakukan pelacakan terhadap riwayat pasien sebelumnya dengan mengkonfirmasi ke pihak rumah sakit pertama yang merawat.
Saat ditanya apakah lingkungan atau radius sekitar tempat tinggal korban juga akan diisolasi, Hargiyanto menyebut untuk sementara prioritas isolasi akan diterapkan pada anggota keluarga yang tinggal satu rumah.
“Anggota keluarganya dulu yang kita isolasi,” tukasnya.
Almarhumah dilaporkan meninggal dunia, Senin (30/3/2020) siang dan mengembuskan nafas terakhirnya di RSUD dr Moewardi Solo pukul 13.00 WIB.
Sebelumnya, pasien berjenis kelamin perempuan itu sempat dirawat di RSU Sarila Husada Sragen sebelum kemudian dirujuk ke RS Moewardi Solo lantaran kondisinya memburuk. Wardoyo