SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah meningkatnya kasus covid-19 dan status kejadian luar biasa (KLB) corona di Sragen, fakta miris terkuak dari kesediaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis.
Kondisi APD untuk petugas medis yang menangani pasien PDP covid-19 di RSUD Sragen ternyata sangat kurang. Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) RSUD Sragen, Didik Haryanto saat hadir menerima bantuan APD dan perlengkapan medis lainnya dari Kapolres Sragen, di Mapolres Jumat (17/4/2020) pagi.
“Salah satu yang paling dibutuhkan saat ini adalah APD masker jenis N 95. Laporannya saat ini hanya tinggal 35 saja. Padahal setiap hari berapa pasien yang datang kita belum tahu. Saat ini di ruang isolasi RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen ada tujuh pasien PDP,” paparnya di hadapan Kapolres saat memberikan sambutan.
Didik kemudian menguraikan masker N 95 itu sangat krusial dibutuhkan oleh petugas medis saat menangani pasien PDP atau terduga covid-19 di level 4.
Sementara realitanya masker itu teramat langka. Jikalau pun ada, harganya sudah sangat mahal. Hal itu disebabkan tidak semua rekanan atau pabrikan yang selama ini menjadi distributor, bisa memproduksi masker dengan kualitas dan standar keamanan tertinggi seperti N 95.
“Kemarin kami pesen, yang datang pun (kualitasnya) jauh dari yang kita butuhkan. Ini persoalan yang kami hadapi,” terangnya.
Lebih lanjut, Didik menguraikan kondisi kelangkaan APD krusial itu memang kontraproduktif dengan realita dan risiko keselamatan petugas medis.
Padahal selama ini pasien yang dirawat di ruang isolasi RSUD semuanya sudah berstatus PDP atau positif. Sehingga hal itu menjadi dilema dan pertaruhan bagi petugas medis sebagai garda terdepan penanganan pasien covid-19.
“Pakai APD tidak lengkap atau tanpa APD, itu sama dengan bunuh diri. Kalau sampai suatu saat kita dihadapkan pada level-level 4 dan harus memakai APD lengkap, kita tidak bisa menyediakan. Maka di situlah kita akan dihadapkan untuk harus memilih bunuh diri atau kita harus menyelamatkan pasien. Ini yang menjadi pertimbangan kami,” terangnya.
Karenanya, Didik mengapresiasi kepedulian dari Kapolres dan jajaran yang sudah berkenan membantu APD dan perlengkapan medis lainnya ke RSUD Sragen.
Ia menegaskan di tengah keterbatasan APD, pihaknya dan jajaran manajemen tetap berusaha maksimal memberikan pelayanan dan penanganan bagi PDP atau pasien covid-19.
Ia juga menyebut bahwa wabah covid-19 ini menjadi hikmah pentingnya kebersamaan. Wabah ini pula akan menunjukkan siapa sesungguhnya pejuang dan pecundang.
“Kami apresiasi sekali kepedulian Pak Kapolres. Karena kami dari jajaran manajemen RSUD harus bisa memberi jaminan kepada pejuang-pejuang kemanusiaan yang setiap hari harus berhadapan langsung dengan pasien covid-19. Karena APD itu hanya sekali pakai. Sekali jaga saja, setiap hari bisa menghabiskan 20 sampai 25 APD. Makanya mohon doa agar teman-teman di garda depan ini diberi kesehatan dan keselamatan,” tandasnya.
Kapolres Sragen, AKBP Raphael Sandy Cahya Priambodo menyampaikan bantuan yang diberikan ke RSUD Sragen dan Gemolong pagi tadi bermacam-macam.
Di antaranya 20 kacamata Google, 20 Face Shield, 20 Over All, 8 Box Shoe Cover, Makanan roti Kongguwan 4 box, Air mineral botol 300ml 10 dus, masker 4 dos / 160 biji, Sarung tangan 23 dos, Disinfektan 4 jerigen, vitamin, 51 pieces APD hingga hand sanitizer.
Menurutnya, bantuan itu diberikan sebagai wujud dukungan dan kepedulian Polres Sragen terhadap penanganan wabah covid-19 utamanya bagi petugas medis.
Sebab selain menjadi garda terdepan yang menentukan penanganan pasien, para petugas medis juga dihadapkan pada kendala kekurangan APD di tengah tingginya risiko penularan wabah covid-19.
“Mungkin nilainya tak seberapa tapi ini sebagai wujud perhatian kami dan kepedulian kami kepada tenaga medis. Apalagi tadi disampaikan Pak Direktur RSUD kalau APD masker N 95 itu mutlak harus digunakan saat menangani pasien di level 4. Sementara barangnya sangat sulit dan kalau ada pun harganya luar biasa mahal. Ini yang menggerakkan kami, apalagi tadi disampaikan kalau tidak menggunakan APD lengkap sama artinya bunuh diri,” terangnya.
Tak hanya RSUD Sragen, bantuan juga diberikan kepada RSUD Dr Soeratno Gemolong yang juga menjadi rumah sakit lini kedua penanganan pasien covid-19 di Sragen.
Dirut RSUD Gemolong, Agus Trijono mengapresiasi dan berterimakasih kepada Polres yang berkenan membantu dan peduli terhadap para petugas medis yang menangani pasien covid-19 di Sragen. Wardoyo