KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar menggembirakan datang di tengah peningkatan kasus corona virus atau covid-19 di Karanganyar.
Salah seorang pasien positif asal Desa Paulan, Kecamatan Colomadu yang berinisial A, yang dinyatakan sembuh dari virus corona (Covid-19).
Setelah berhasil sembuh, pasien asal Paulan itu pun menyampaikan pesan haru untuk masyarakat terkait covid-19.
Ia meminta kepada seluruh warga Karanganyar untuk tidak memperlakukan warga yang yang dinyatakan positif Covid-19, sebagai warga asing yang harus dihindari.
“Covid-19 ini bukan aib. Perlakukan warga yang terpapar dengan baik. Gembirakan dan berikan dorongan semangat kepada mereka,” paparnya.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menegaskan, masyarakat tetap waspada dan bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.
“Kita semua telah mendengar pengakuan A yang dinyatakan sembuh. Mata rantai penyebaran Covid-19 ini harus kita putus bersama-sama. Tetap jalankan protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Satu hal yang disampaikan tadi, pikiran yang stres, depresi, rasa ketakutan yang berlebihan, akan membuat imunitas tubuh menjadi lemah. Ini harus dihindari,” kata bupati.
Pada kesempatan komunikasi virtual via HP itu, A mengaku sempat menceritakan masa beratnya sebelum dirinya berhasil melewati pertarungan melawan keganasan virus covid-19.
Ia sempat mengalami masa kritis selama 5 hari saat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Kota Solo.
Pengakuan tersebut, diungkapkan A, saat melakukan panggilan melalui aplikasi video call bersama bupati serta awak media di Karanganyar, Jumat (24/04/2020).
Melalui video call tersebut, A menceritakan kisahnya berjuang melawan covid-19. Ia awalnya masuk ke rumah sakit pada tanggal 17 Maret 2020 lalu.
Di rumah sakit swasta itu ia langsung menjalani isolasi selama 14 hari. Saat menjalani isolasi tersebut, diakuinya merupakan fase yang cukup berat.
Pasalnya, saat itu ia mengaku kondisinya sempat memburuk dan mengalami sesak nafas yang luar biasa dan sempat dibantu dengan alat pernafasan.
“Saat menjalani isolasi, kondisi saya sempat memburuk. Kondisi paru-paru yang belum stabil, membuat saya mengalami sesak nafas yang luar biasa. Untuk bernafas, saya harus dibantu dengan alat bantu pernafasan. Ini merupakan fase yang cukup berat,” ungkapnya.
Setelah melewati masa kritis, A menuturkan, kondisinya semakin membaik.
Sambil menunggu hasil rapid test dan swab test, dia masih harus tetap menjalani isolasi.
Karena merasa jenuh, sambil menunggu hasil rapid test dan swab test, A memutuskan pulang ke rumah dan melakukan isolasi mandiri.
Ditambahkannya, pada tanggal 6 April 2020, A diminta kembali ke rumah sakit untuk melakukan rapid test dan swab test.
Rapid test dan swab ini kembali dilakukan karena dalam test sebelumnya, tidak ditemukan ada gejala.
Dari hasil rapid test dan swab test lanjutan ini alangkah terkejutnya ketika ia mendengar hasilnya dinyatakan positif.
“Sejak saat itu, saya menjalani isolasi di rumah sakit sambil menunggu hasil swab test lanjutan,” tuturnya.
Semua perjuangannya, akhirnya membuahkan hasil. Pada tanggal 21 April 2020 hasil swab test lanjutan keluar dengan hasil negatif dan A dinyatakan sembuh.
“Saat ini saya sudah berada di rumah. Tidak ada lagi keluhan batuk, pilek dan sesak nafas. Yang perlu saya tekankan adalah bagaimana menjaga diri jangan sampai depresi, stres dan panik. Kondisi psikis ini, akan berakibat tingkat imunitas tubuh menurun dan lebih mudah terserang virus,” tandasnya. Wardoyo