Beranda Umum Opini Strategi ADHI di Tengah Wabah Virus Corona

Strategi ADHI di Tengah Wabah Virus Corona

Ilustrasi

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. menyatakan proses tender sejumlah proyek mulai mengalami penundaan sebagai dampak pandemi virus corona (Covid-19). Meskipun demikian, perusahaan terus mendapatkan kontrak baru hingga Maret 2020 ini. Lalu bagaimana strategi ADHI dalam menghadapi wabah ini?

Laba Bersih ADHI 2019

Emiten ADHI membukukan laba bersih senilai Rp 663,80 miliar pada 2019, ditopang oleh perolehan laba dari ventura bersama serta penurunan beban lainnya-bersih. Pendapatan perseroan tercatat menurun 2,22% menjadi Rp 15,3 triliun. Adapun, beban pokok pendapatan menurun 1,35% secara tahunan menjadi Rp 12,97 triliun.

Perolehan laba bersih perseroan masih bisa mengalami peningkatan 3,05% yang didorong oleh dua hal. Pertama, beban lainnya-bersih yang turun signifikan 77,96% menadi Rp 53,31 miliar. Kedua, adanya kenaikan bagian laba ventura bersama yang meningkat 152,93% menjadi Rp 340 miliar.

Sedangkan, beban usaha perseroan tercatat meningkat 26,3% menjadi Rp 894,06 miliar. Sehingga membuat laba usaha perseroan harus tergerus 19,84% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,44 triliun. 

Kenaikan aset perusahaan sejalan dengan kenaikan utang yang naik 24,68%. Adapun, ekuitas perseroan mengalami peningkatan sebesar 8,74% menjadi Rp 6,83 triliun, didorong oleh meningkatnya saldo laba perseroan pada 2019.

Pandemi corona akan membuat arus kas penerimaan melambat yang berpotensi mendorong mandeknya kotrak baru, khususnya penerimaan dari pelanggan dari perusahaan swasta. Saat ini ADHI berada pada EPS Rp 130,08 dengan PBV 0,34x dan PER 4,80x.

Stategi ADHI Awal 2020

PT Adhi Karya (Persero) Tbk akan menggenjot pengerjaan proyek dari kontrak yang dihadapi atau order book untuk menjaga produksi tetap berjalan di tahun ini.

Sepanjang kuartal I/2020, perseroan membukukan kontrak baru senilai Rp 2,5 triliun. Perolehan ini relatif sejalan dengan target perseroan untuk 3 bulan pertama tahun ini senilai Rp 2,4 triliun.

Perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi alternatif untuk mengantisipasi potensi mandeknya kontrak baru pada tahun ini.

Salah satu dengan memaksimalkan kontrak carry over atau bawaan dari tahun lalu sebesar Rp 31,6 triliun. Jika ditambah kontrak baru sampai dengan Maret sebesar Rp 2,5 triliun, total order book saat ini Rp 34,1 triliun.

Siapkan Dana Buyback Saham

Emiten kontruksi ini akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan dana yang dialokasikan Rp 100 miliar. Buyback saham akan dilakukan secara bertahap untuk periode tiga bulan terhitung sejak tanggal keterbukaan informasi, yakni dari 13 Maret 2020 sampai dengan 13 Juni 2020.

Sementara, jika dana yang dialokasikan untuk buyback telah habis dan/atau jumlah saham yang akan dibeli kembali telah terpenuhi, maka perseroan akan mengumumkan penghentian buyback saham.

Secara teknikal, kami melihat peluang trading dari saham ADHI tercermin dari lonjakan volume pada 6 April 2020. Saham ADHI pada Senin 13 April 2020 sesi pertama menguat 5,93% di angka 625.

Bagi Anda yang belum mengoleksi saham ini bisa beli dengan rentang harga 600-630 sebanyak maksimal 5% dari modal swing trading. Jual jika harga turun dari 575 untuk pembatasan risiko. Perkiraan profit taking di kisaran 710-720. (*)

Ellen May

Pakar Saham

Tribunnews