Beranda Daerah Sragen Gondang Geger, Satu Pasien Positif Covid-19 Ternyata Tak Jujur Kalau Pernah Ikut...

Gondang Geger, Satu Pasien Positif Covid-19 Ternyata Tak Jujur Kalau Pernah Ikut Ijtima Gowa. Sempat Keluyuran Ikut Ronda Malam, Bagi Masker Hingga ke Masjid, Ditegur Warga Malah Marah, Kini Semua Warga Resah!

Ilustrasi positif covid-19. Foto/Pixabay
Ilustrasi positif covid-19. Foto/Pixabay

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus satu warga positif covid-19 asal Kecamatan Gondang yang merujuk pada SN (50) warga Desa Gondang, akhirnya terbongkar juga.

Meski identitas asal desanya sempat tak disebutkan oleh Pemkab, data bahwa SN terpapar covid-19 akhirnya diketahui oleh warga.

Warga tahu setelah SN dijemput oleh tim untuk dikarantina dan dilanjutkan rapid test ke warga yang kontak, Sabtu (9/5/2020).

Walhasil, warga seisi desa dan beberapa tetangga desa, kini dilanda keresahan hebat.

Pasalnya, pria berinisial SN itu diketahui sejak awal sudah tak jujur kepada warga kalau pernah ikut Ijtima Ulama di Gowa.

Celakanya, sejak pulang dari Gowa, hampir sebulan sebelum menjalani rapid test dan diketahui positif, SN diketahui sempat keluyuran ke mana-mana dan berkumpul ke banyak warga.

Kades Gondang, Warsito tidak menampik jika ada satu warganya yang memang dinyatakan positif covid-19. Pria berinisial SN itu memiliki riwayat pernah ikut ijtima di Gowa.

SN dinyatakan positif bersama delapan peserta lainnya dari berbagai kecamatan setelah hasil swab keluar Jumat (8/5/2020) kemarin. Mencuatnya kabar SN positif itu memang sempat memicu keresahan warga.

Pasalnya sebelumnya, yang bersangkutan sempat diketahui masih bepergian ke masjid, ikut kegiatan ronda malam dengan warga hingga bagi masker.

“Ya warga resah karena nggak tahu kalau dia pernah ikut ke Gowa. Tadi yang pernah ronda bareng, juga secara sukarela ikut rapid test,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (9/5/2020).

Baca Juga :  Selalu Bikin Sial Petani 'Kartu Tani' Resmi Dihapus, Presiden Prabowo Subianto Melalui Wamentan Sudaryono Janjikan Distribusi Lebih Lancar

Keresahan warga juga dibenarkan oleh Hasan, Ketua Takmir Masjid Teladan Gondang. Dia mengatakan juga tidak pernah tahu kalau SN sebelumnya ikut Ijtima Ulama di Gowa.

Sebelum dinyatakan positif, yang bersangkutan diketahui masih sering datang ke Masjid Teladan dan Mujahidin yang ada di Desa Gondang.

“Terakhir tiga hari sebelum puasa lalu dia masih sempat ke Masjid Teladan. Dia sempat manggil nyari sandalnya dan jagongan dengan saya tapi jarak 3 meter. Saya juga nggak ngira kalau kemudian dia positif. Ya banyak yang resah Mas. Karena sebulan dia di rumah kan sempat ke mana-mana,” urai Hasan.

Senada, tetangga dekat SN berinisial RA menuturkan saat ini para tetangga dan warga sangat resah dengan kondisi SN yang diketahui positif covid-19. Sebab dari awal yang bersangkutan tak pernah terbuka kalau pernah pergi ke Ijtima Ulama Gowa.

Padahal sepulang dari Gowa dan diminta karantina mandiri, yang bersangkutan masih nekat ngeyel bepergian ke mana-mana.

“Warga tahunya dia baru dari luar kota. Nggak tahu kalau dari Gowa karena dia juga nggak jujur bilang ke warga. Sempat bagi- bagi masker padahal dia sendiri nggak pakai masker. Pergi ke masjid juga, waktu dibilangin malah ngamuk dan marah katanya dia sehat,” tuturnya kesal.

RA juga menyayangkan sikap SN yang sebelumnya tak pernah menggubris peringatan beberapa tokoh baik RT maupun tokoh masyarakat.

Baca Juga :  Sudaryono Janjikan Hadiah Motor Nmax bagi Kader Peraih Suara Terbanyak dalam Upaya Menangkan Bowo-Suwardi di Pilkada Sragen 2024

Lantas sikap Pemkab yang tidak pernah terbuka soal data dan hasil rapid test tidak disampaikan, akhirnya membuat warga tak bisa mengantipasi.

“Pernah ditegur Pak RT tapi malah marah njawab katanya saya sehat. Kalau akhirnya positif begini siapa yang mau bertanggungjawab, padahal dia sudah kemana-mana dan berinteraksi ke banyak orang. Kalau ada yang tertular, siapa yang mau disalahkan. Pemkab sendiri kenapa juga dari awal nggak segera mengumumkan hasil rapid test secara terbuka siapa saja dari desa mana saja. Harusnya segera disampaikan dan langsung dijemput. Tapi kemarin kan nggak. Rapid test nggak pernah diumumkan, tahu-tahu SN itu dijemput setelah beberapa hari padahal terlanjur ke mana-mana dan akhirnya ternyata dia positif. Kalau begini bikin susah banyak orang kan ,” tegasnya. Wardoyo