SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah menyita perhatian publik, ramuan herbal “Contravid” yang diklaim penangkal corona virus atau covid-19, direncanakan bakal segera diproduksi massal.
Sang penggagas ramuan tersebut, yakni Mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono menarget mulai pekan depan Contravid sudah mulai diproduksi. Ia mengatakan untuk tahap awal, produksi akan dilakukan di PT Ndayu Alam Asri atau Ndayu Park.
“Secepatnya, pekan depan kita sudah bisa mulai produksi. Untuk tahap awal mungkin 1.000 botol perhari dulu. Nanti bertahap. Uji lab dan sebagainya sedang diproses. Saat ini proses perizinan dan kelengkapan sudah jalan tinggal menunggu dari BPOM dan BPT,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (19/5/2020).
Ia mengatakan semangat menciptakan ramuan herbal itu tak lepas dari keprihatinannya atas wabah pandemi covid-19 yang saat ini melanda hampir semua negara di dunia.
Menurutnya, saat ini Contravid sudah diproduksi dalam taraf ujicoba. Mantan Bupati Sragen itu menyebut sudah ada 2.000 botol yang diperbantukan ke berbagai negara dan kota di Indonesia untuk penyembuhan pasien baik positif rapid test maupun pasien positif terinfeksi covid-19.
“Keunggulannya ini murni herbal dan semua bahan higienis serta alami. Airnya pakai air premium. Sudah banyak yang kita kirim untuk membantu penyembuhan pasien covid-19. Di Sragen hari ini ada 8 pasien sembuh yang memberi testimoni. Kita bantukan juga ke Malang, Surabaya, lalu negara Italia, Kanada, Jerman, dan kedutaan,” terangnya.
Ia menegaskan gagasan menciptakan Contravid itu murni untuk alasan kemanusiaan dan membantu memanfaatkan potensi herbal yang ada.
“Respon Pemda Sragen juga bagus. Ini kan fungsi utamanya menangkal virus, meningkatkan imunitas. Mudah-mudahan bisa memberi kemanfaatan. Bisa jadi sumber rezeki bagi semua,” tukasnya.
Sejauh ini sudah di ujicoba ke para pasien yang reaktif rapid test dan efeknya banyak yang swab test negatif. Terkait harga, Untung menyebut nantinya satu botol Contravid ukuran 250 ml akan dibanderol Rp 100.000 di pasaran.
Dalam kesempatan itu, Untung menghadirkan kerabatnya yang juga mantan Cawali Solo, Anung Indro Susanto. Anung digandeng untuk membantu proses manajemen dan produksi.
“Secepatnya, pekan depan kita targetkan sudah bisa diproduksi massal dan dipasarkan,” tukasnya.
Sementara, peracik jamu herbal ini Tri S Dewoputro, menyampaikan ramuannya ini sebenarnya sudah dibuat sejak marak virus SARS pada 2004 lalu.
Ia menyampaikan bahan dasarnya dari empon-empon pilihan yang dikemas secara higienis dan sudah ia formulasikan menjadi Contravid.
”Soal penjualan dan perijinan produk dibantu pak Anung, saya bantu meracik bahan-bahannya saja,” jelasnya.
Sementara, salah satu pasien positif rapid test covid-19 yang sudah merasakan Contravid, M (30) asal Ngrampal, mengakui khasiat Contravid sangat membantu penyembuhannya sehingga bisa mendapatkan hasil swab negatif.
“Saya dikasih 5 botol oleh Pak Untung waktu kemarin dikarantina di Gedung SMS. Alhamdulillah begitu konsumsi Contravid, 7 hari kemudian diswab hasilnya negatif dan kami dibolehkan pulang. Makanya kami mendukung Contravid ini diproduksi dalam jumlah besar agar kemanfaatannya bisa dirasakan lebih luas dan membantu penanganan covid-19,” tandasnya. Wardoyo