JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para pekerja paruh waktu dinilai paling rentan terdampak wabah virus corona.
Sebagian besar dari kelompok ini dikhawatirkan akan kehilangan pekerjaan bila pandemi berlangsung berkepanjangan.
Demikian diungkapkan oleh ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri.
“Pekerja paruh waktu akan terhempas duluan. Nanti per Mei, pengangguran (tingkat pengangguran terbuka) akan mencapai 7,4 (persen),” tutur Faisal Basri dalam diskusi yang dilakukan secara virtual, Rabu (20/5/2020).
Faisal Basri memprediksi pengangguran pun akan didominasi oleh masyarakat berusia muda atau produktif. Hal ini sudah tercermin dari data Badan Pusat Statistik atau BPS yang dirilis pada Februari lalu.
Menyitir BPS, Faisal Basri mengatakan tingkat pengangguran dengan usia 15-24 tahun mencapai 16,3 persen.
Sedangkan pengangguran dengan rentang usia 25-29 tahun tercatat sebesar 3,1 persen dan usia di atas 60 tahun ialah 1,1 persen.
Adapun berdasarkan latar pendidikannya, pengangguran paling tinggi didominasi oleh masyarakat lulusan SMK yang mencapai 8,5 persen.
Faisal meminta pemerintah segera mengambil langkah agar dampak terhadap angka pengangguran bisa ditekan.
“Solusinya dengan mereformasi SMK. Itu cara paling ampuh menghilangkan penduduk usia muda,” tuturnya.
Faisal Basri berharap tingkat pengangguran, baik untuk sektor formal maupun non-formal, hingga akhir 2020 nanti tak sampai menyentuh dua digit.
Sebagai langkah antisipasi, dia menyarankan pemerintah mendesain ulang bantuan yang sifatnya non-tunai, seperti Kartu Prakerja, menjadi tunai.
“Semua diberikan dalam bentuk bansos (bantuan sosial) saja. Karena pekerja terdampak enggak bisa bayar kos, utang, dan lain-lain,” katanya.