Beranda Daerah Sragen Tak Ada Kirab dan Tumpengan Massal, Peringatan Hari Jadi ke-274 Sragen Digelar...

Tak Ada Kirab dan Tumpengan Massal, Peringatan Hari Jadi ke-274 Sragen Digelar Paling Sederhana Sepanjang Sejarah

Suasana upacara peringatan Hari Jadi ke-274 Kabupaten Sragen di Alun-Alun, Rabu (27/5/2020). Foto/Wardoyo
Suasana upacara peringatan Hari Jadi ke-274 Kabupaten Sragen di Alun-Alun, Rabu (27/5/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hari Jadi Kabupaten Sragen yang jatuh pada tanggal 27 Mei kali ini digelar dengan suasana berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Rabu (27/5/2020).

Upacara peringatan digelar di alun-alun kabupaten dengan prosesi sangat sederhana dan menerapkan protokol covid-19. Upacara dipimpin langsung oleh bupati.

Tidak ada kirab atau tumpengan massal yang selama ini selalu digelar tiap Hari Jadi Sragen. Peringatan hanya diisi dengan tirakatan Selasa (26/5/2020) malam dilanjutkan dengan upacara sederhana, Rabu (27/5/2020) pagi.

Seluruh peserta berpakaian lurik dan upacara dijalankan dengan menggunakan bahasa jawa.

Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjadi inspektur upacara, sementara bertindak sebagai komandan upacara adalah, Sekda Sragen, Tatag Prabawanto.

Tampak hadir pula dalam peringatan kali ini, Ketua DPRD Sragen Suparno, Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, Dandim 0735 Sragen, Danyon 408 Raider Suhbhrasta Letkol Yefta Sangkakala serta para pimpinan OPD se Kabupaten Sragen.

Baca Juga :  Ada Festival Jajanan di Rest Area Travoy KM 519 B Jalan Tol Solo-Ngawi, Ini Isinya

Selain sambutan Bupati, acara inti peringatan kali ini adalah pembacaan sejarah Kabupaten Sragen yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Suwardi.

Sedangkan acara tambahan diisi dengan pengumuman pemenang lomba Desa Terintegrasi dan penyerahan hadiah kepada desa pemenang yang dihadiri para Kades perwakilannya.

Momen Hari Jadi juga menjadi titik awal seiring wacana persiapan menuju kenormalan baru atau new normal setelah badai covid-19 nyaris melumpuhkan sendi kehidupan selama dua bulan terakhir.

Menurut Bupati Yuni yang diperlukan saat ini adalah menyiapkan pola dan sikap seluruh masyarakat untuk terus menjalankan protokol kesehatan meski pandemi covid 19 sudah berakhir.

”Sebelum kita mencabut kegawat daruratan, kita harus dapat data yang komprehensif. Kebiasaan yang baik pada masa pandemi ini tetap dikedepankan, seiring kita memasuki kenormalan baru atau new normal,” ujar Bupati Yuni, kepada wartawan. Wardoyo