SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dampak wabah corona virus atau covid-19 juga berimbas ke kalangan buruh gendong. Ratusan emak-emak buruh gendong di Pasar Bunder Sragen pun turut merasakan penurunan pendapatan akibat kelesuan ekonomi.
Meski demikian, para buruh gendong itu tetap pantang menyerah dan tetap berusaha bertahan di tengah merosotnya pendapatan.
Perjuangan keras para emak-emak buruh gendong itu pun memantik empati kalangan Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sragen.
Tersentuh dengan realita perjuangan buruh gendong itu, para pengusaha muda Hipmi Sragen berinisiatif menggalang urunan dan menggelar aksi baksos Hipmi Peduli Dampak Corona, Sabtu (9/5/2020) pagi.
Sebanyak 128 buruh gendong dan 24 anak yatim piatu berkesempatan menerima berkah paket sembako tersebut.
Ketua BPC Hipmi Sragen, Giana Saputra mengatakan aksi baksos itu digelar dari donasi yang digalang para anggota Hipmi. Paket sembako yang dibagikan berisi beras, minyak goreng, gula dan susu kental manis.
“Alhamdulilah tadi ada 128 paket sembako yang kita berikan dan bisa merambah ke adik-adik yatim piatu sebanyak 24 paket,” paparnya seusai kegiatan.
Giana menguraikan emak-emak buruh gendong menjadi pilihan karena pihaknya merasa tergugah melihat perjuangan keras mereka.
Selain mayoritas berusia senja di atas 50 tahun, mereka rata-rata juga berasal dari wilayah jauh yakni wilayah Sragen Utara.
“Dan buruh gendong itu sebenarnya bukan pekerjaan pilihan mereka. Tapi karena rata-rata suami mereka hanya mburuh dan pendapatan tak tentu, akhirnya mereka terpaksa ikut bekerja merelakan jasanya jadi buruh gendong. Yang memprihatinkan lagi hampir 70 persen mereka itu usianya 50 sampai 60 tahun dan domisilinya dari Tangen, Mondokan, Gesi, Jenar,” tukasnya.
Sementara, dampak wabah covid-19 saat ini turut berimbas pada nasib para buruh gendong itu. Menurut Giana pendapatan para buruh itu makin merosot karena banyak usaha dan bakul-bakul lokal yang mengalami penurunan omset sehingga pengiriman barang pun menurun.
“Yang dramatis lagi selama ini mereka nggak matok tarif pasti. Dia hanya diberi upah seikhlasnya dari pengguna jasa. Sementara untuk adik-adik yatim piatu, juga sama. Mereka yang rata-rata sekolah SD sampai SMP sangat butuh bantuan,” tuturnya.
Ia tak lupa menyampaikan apresiasi kepada jajaran anggota Hipmi Sragen dan rekan pengusaha Maju Bersama serta APPS yang berpartisipasi memberi sumbang sih sehingga kegiatan donasi bisa terlaksana.
Sekretaris BPC Himpi Sragen, Syaifuddin menambahkan buruh gendong dipilih sebagai penerima karena selama ini belum banyak tersentuh.
Sementara dampak covid-19 membuat sektor ekonomi merosot sehingga pengguna jasa gendong mereka di pasar juga banyak berkurang.
“Selama ini yang banyak kan ojol dan tukang becak, makanya kita dan teman-teman di Hipmi berinisiatif menyentuh buruh gendong. Ini upaya kita untuk membantu mengantisipasi kesenjangan dampak covid-19 utamanya terkait efek pangan sebagai kebutuhan pokok. Meski tidak seberapa, minimal dengan sembako ini bisa meringankan beban mereka. Setidaknya agar bisa bertahan dan semoga memberi kemanfaatan,” tandasnya. Wardoyo