Beranda Umum Nasional Teten: Usulan Kemenkop Bikin Marketplace Sendiri, Itu Hanya Lelucon

Teten: Usulan Kemenkop Bikin Marketplace Sendiri, Itu Hanya Lelucon

Teten Masduki tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019) / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  –
UMKM yang mandiri memang menjadi hal yang ideal. Namun begitu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki
 menolak usulan agar kementeriannya mengembangkan marketplace sendiri
untuk memfasilitasi penjualan produk-produk UMKM.

Usulan tersebut, sebelumnya dilontarkan oleh jurnalis senior Farid Gaban.

“Itu bukan usulan yang bagus. Dan bukan tugas negara untuk berbisnis,” ujar Teten saat dihubungi Tempo, Selasa (26/5/2020) malam.

Teten mengakui, membuat aplikasi online memang mudah. Tapi,  menjadi platform online yang punya penetrasi pasar kuat memerlukan manajemen yang profesional dan modal sangat besar.

Ia mendengar informasi bahwa platform e-commerce swasta sampai sekarang masih “membakar uang” untuk memperbesar valuasi bisnisnya.

Sedangkan, anggaran Kementerian Koperasi dan UKM kurang dari Rp 1 triliun.

“Jadi, lelucon besar kalau Kemenkop disuruh punya platform online ritel yang memerlukan modal sangat besar,” ujar Teten.

Atas dasar itu, Kementerian lebih memilih bekerjasama dengan platform e-commerce swasta melalui gerakan #BanggaBuatanIndonesia.

Baca Juga :  Prabowo Janji,  Efisiensi Anggaran Tak Bakal Ganggu Pendidikan

Kemenkop UKM menggandeng Blibi, Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Bukalapak untuk program ini. Menurut dia, lebih efektif memanfaatkan platform swasta yang sudah ramai marketnya.

“Sederhana saja, kalau mau jualan ya harus di tempat yang ramai. Mana mau UMKM jualan di tempat yang sepi,” ujar mantan aktivis lembaga nonpemerintah ini.

Farid Gaban menilai kerjasama dengan toko-toko online swasta unicorn ini hampir tidak ada manfaatnya dalam pengembangan UKM lokal.

Sebaliknya, kata dia, dalam prakteknya justru membahayakan kondisi ekonomi negara dan menciptakan ketergantungan atas barang impor.

Farid mengutip data Indef (Institute for Development of Economics and Finance), bahwa sekitar 93 persen barang yang dijual di marketplace adalah barang impor. Produk lokal hanya 7 persen.

“Jadi, kerjasama itu akan lebih menguntungkan Blibli ketimbang UKM yang ingin dibela oleh Pak Menteri Teten.” Farid menulis di laman Facebook-nya, dua hari lalu.

Baca Juga :  Dampak Efisiensi Anggaran, Karyawan RRI dan TVRI yang Terlanjur Dirumahkan, Kembali Dipekerjakan

Menanggapi argumen Farid, Teten Masduki mengatakan bahwa kementeriannya justru meminta market online membuat laman khusus UMKM melalui kerjasama ini.

Tujuannya, guna memasarkan produk-produk UMKM agar bisa terserap di pasar online.

Kritik Farid terhadap kebijakan Teten Masduki menggandeng toko online unicorn untuk memasarkan produk UMKM menuai somasi.

Muannas Alaidid, advokad dan politikus Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, mensomasi jurnalis itu karena kritiknya.  

www.tempo.co