SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi virus corona (Covid-19) telah mengubah banyak hal di lingkungan kerja Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan akan mengambil langkah tegas dalam penanggulangan penyebaran Covid-19.
Terlebih melihat penemuan kasus Covid-19 dari aparatur sipil negara (ASN). Pihaknya mengaku akan memberlakukan sistem kerja baru para ASN.
“Pemkot Semarang segera menerapkan tata kerja dan sistem kerja baru pada ASN,” terang orang nomor satu di Kota Semarang yang akrab disapa Hendi seperti keterangan resmi yang diterima, kemarin.
Menurut Hendi, upaya itu dilakukan setelah lingkungan tersebut menjadi klaster Covid-19. Namun, kewajiban para ASN tetap harus terus-menerus bekerja sesuai kewajiban serta melayani masyarakat.
“Maka perlu ada surat edaran tentang tata kerja dan sistem kerja baru. Sistem ini akan diberlakukan paling telat Senin, karena edarannya sudah kami luncurkan ke masing-masing,” katanya.
Lebih lanjut, Hendi menegaskan, dalam surat edaran tersebut ditegaskan bahwa para ASN di lingkungan Pemkot Semarang wajib memakai masker dan sarung tangan sebagai pelindung diri. Selain itu, masing-masing dinas diminta untuk melakukan pembenahan terutama pengaturan kapasitas meja dan kursi kerja.
“Jika meja biasanya diisi 100 pegawai, harus dikurangi sampai 40 atau 50. Sisanya, mereka work from home (WFH). Kemudian, masing-masing meja kami anjurkan untuk disekat menggunakan mika sebagai pelindung agar tidak terjadi penularan,” terang dia.
Hendi juga meminta agar ada penyemprotan disinfektan secara rutin setiap hari di lingkungan kantor.
“Saya sudah mengecek ke beberapa kantor, mayoritas mereka sedang melakukan persiapan,’’ jelasnya.
Hendi juga menegaskan, pelayanan terhadap masyarakat tetap berjalan di lingkungan Pemkot Semarang. Adapun, mereka dapat memodifikasi pelayanan baik secara langsung maupun online.
“Saya rasa kasus Covid-19 ini tidak akan memengaruhi pelayanan kepada masyarakat. Justru, ini jadi pelajaran buat kita semua untuk lebih disiplin menerapkan SOP kesehatan. Kalau masih macet di online, ada masyarakat yang belum mampu memakai teknologi, kami layani offline dengan standar kesehatan,” imbuh dia.
Diberitakan sebelumnya, wabah virus corona telah menyebar di lingkungan Pemkot Semarang pada pertengahan bulan Juni 2020. Pemkot Semarang menyatakan sekitar 20 ASN. Penemuan itu diketahui dari hasil tes swab kepada para ASN. Satria Utama