![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2018/09/1009-lawu1.jpg?resize=600%2C343&ssl=1)
KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menjelang musim kemarau yang diperkirakan akan terjadi pada bulan September 2020 mendatang, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perum Perhutani Surakarta, Jawa Tengah, mulai melakukan berbagai langkah antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Salah satunya dengan melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di tujuh daerah di wilayah Surakarta.
Kepala KPH Perum Perhutani Surakarta, Sugi Purwanta, menyampaikan, seluruh unit satuan di bawah KPH Surakarta, seperti Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Tangen, Lawu Selatan, Wonogiri, Baturetno, Lawu utara, diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan serta melakukan deteksi dini terhadap wilayah hutan yang menjadi tanggungjawabnya.
Menurutnya Karhutla saat ini menjadi pusat perhatian nasional. Salah satunya adalah Gunung Lawu.
Untuk itu, KPH Perhutani Surakarta akan segera melakukan koordinasi dengan TNI, Polri, Pemerintah kabupaten, Polisi hutan serta para relawan, serta seluruh komponen masyarakat.
“Koordinasi akan kita tingkatkan, terutama kepada para relawan yang menjadi garda terdepan jika terjadi Karhutla. Ketika ada titik api, tanpa komando, relawan langsung bergerak. Dalam waktu dekat, kami akan menggelar apel siaga penanggulangan Karhutla,” kata Sugi Purwanta usai mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sabtu (11/07/2020).
Mengenai upaya pemadaman api yang selama ini terkendala dengan air, Sugi menjelaskan, akan memanfaatkan sumber air yang berada di sejumlah titik di lereng gunung Lawu.
Sehingga pada saat terjadi Karhutla, tidak perlu harus membawa air dari bawah.
“Di Lawu kan banyak sumber air, baik kecil maupun besar yanag saat ini sebaian telah dimanfaatkan, baik untuk pertanian maupun konsumsi. Kita akan buat dam air untuk penampungan. Nanti akan kita tentukan titiknya,” pungkasnya. Wardoyo