SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Serikat buruh mendesak keterbukaan informasi terkait tiga perusahaan telah dinyatakan menjadi klaster penularan corona virus disease 2019 (covid-19).
Menurut Ketua Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Jawa Tengah Nanang Setyono, pihaknya meminta para pemangku kepentingan soal keterbukaan informasi tiga perusahaan sebagai klaster penularan covid-19.
“Jika informasi tidak disampaikan secara terbuka, nama perusahaan, karyawan yang kepada publik maka dapat mengancam keselamatan buruh maupun masyarakat sekitar,” terang dia, Rabu (8/7/2020).
“Para buruh dan masyarakat tidak tahu apakah hari ini berinteraksi dengan para pekerja dari perusahaan yang terdampak itu atau tidak. Maka informasinya harus detail dan terbuka,” sambung dia.
tidak adanya keterbukaan informasi terkait nama dan lokasi perusahan itu diduga lantaran melindungi kepentingan bisnis perusahaan.
“Itu karena di situ melindungi kepentingan usaha. Justru seharusnya disampaikan ke masyarakat luas agar bisa terlindungi dan lebih berhati-hati, khususnya bagi para pekerja. Jadi bisa meminimalisir penyebarannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nanang mengaku berharap kejelasan informasi klaster perusahaan itu dapat segera disampaikan ke publik agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan dapat mengurangi resiko penularan.
“Jika tidak disampaikan justru akan lebih bahaya lagi kalau pemerintah lebih melindungi kepentingan bisnis dari perusahaan tersebut. Karena potensi penularan akan semakin meluas,” ujar dia.
Terkait hal tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, menyatakan, ketiga perusahaan yang menjadi klaster penularan covid-19 bergerak di bidang yang berbeda-beda. Ia membeberkan, ketiga perusahaan tersebut ada di bidang BUMN, Migas, serta Garmen.
“Ada sektor industri garmen, BUMN, selanjutnya migas. Sedangkan lokasinya ada di area pelabuhan,” Ada yang di pelabuhan,” beber dia saat dikonfirmasi wartawan di Balai Kota Semarang, hari ini.
Kendati demikian, Hendi sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang ini belum bisa menyampaikan secara detail nama perusahaan yang dimaksud. Hendi pun mengatakan klaster perusahaan tersebut memang cukup besar pengaruhnya pada peningkatan kasus covid-19 di Kota Semarang akhir-akhir ini. Sebab, dari klaster tersebut sudah langsung dilakukan tracing.
Untuk itu, Hendi juga berharap ada pengetatan protokol kesehatan di lingkungan perusahaan termasuk ketika istirahat.
“Perusahaan atau pabrik kan punya duit, siapkan chamber, pegawai masuk semprot steril, tempat makan yang jadi tempat penularan juga diatur,” jelas dia.
“Patroli petugas dari Pemkot Semarang juga akan difokuskan di perusahaan-perusahaan,” pungkas Hendi. Satria Utama