Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, masyarakat Kabupaten Karanganyar-Jateng seakan larut & dilarutkan oleh pemberitaan perihal konflik yang melanda tubuh PSSI Asosiasi Kabupaten (Askab) Karanganyar.
Sebagaimana diketahui PSSI adalah organisasi yang mengurusi masalah sepakbola di Indonesia, meskipun induknya adalah FIFA atau PSSI nya kelas dunia. Sedang di tingkatan PSSI Provinsi namanya Asprov & PSSI Kabupaten sebutannya Askab. Dalam hal tulisan ini kita berbicara Askab Kabupaten Karanganyar.
Singkat kata bicara PSSI di manapun levelnya berarti membicarakan masalah sepakbola beserta ruang lingkupnya. Kita juga paham olahraga sepakbola itu merakyat dan menyenangkan bahkan sungguh terbukti memiliki magnet ampuh berperan sebagai hiburan rakyat.
Maka tidaklah heran jika sudah ada pertandingan sepakbola di level apapun selalu saja dibanjiri penonton tak terkecuali pertandingan Antar Kampung atau Tarkam hingga piala dunia.
Survai membuktikan sepakbola di Indonesia sudah menjadi idola rakyat, meski negeri ini sering absen di piala dunia alias tidak lolos kualifikasi. Namun tanpa disadari setiap ada pertandingan sepakbola walau waktunya malam sekalipun dinihari, puluhan ribu warga Karanganyar setia menanti untuk menonton di berbagai ruang. Banyak yang menonton lewat televisi di rumah masing-masing hingga kerumunan warga menonton di publik area hingga di pos ronda dan lain-lain.
Semua itu membuktikan bahwa fakta sepakbola ada di mata dan ada di hati rakyat Indonesia termasuk rakyat Kabupaten Karanganyar.
Dari uraian tersebut kami berpikir apakah karena sepakbola ada di mata dan ada di hati rakyat itulah di sisi yang lain menyebabkan pula efek negatif yakni rebutan kekuasaan para pengurus sepakbola. Sebab realitas menunjukkan selalu saja ada konflik yang berimbas menjadi gegeran pada suksesi PSSI.
Kita menyaksikan bagaimana gegeran suksesi PSSI mulai era Ketum Nurdin Khalid dan seterusnya sampai sekarang. Tercatat hanya era Ketum PSSI Edy Maryadi saja yang tidak ada gegeran meski konflik selalu ada.
Jabatan Ketua PSSI Itu Menggiurkan. Kini seakan menjadi tradisi, gegeran itu menurun pada suksesi PSSI di tingkat Provinsi atau Asprov hingga PSSI tingkat Kabupaten atau Askab. Berdasar realitas potret yang terjadi logika kami mengatakan mengapa kursi ketua PSSI selalu menjadi rebutan? Jawabnya ternyata jabatan Ketua PSSI Kabupaten pun sangat menarik, strategis sehingga menggiurkan semua pihak.
Banyak faktor mengapa jabatan ketua PSSI selalu saja ramai diperebutkan hingga melalui proses tragis dramatis pun dilalui.
Faktor pertama karena dalam psikologi kursi kekuasan negara secara umum kultur masyarakat Indonesia itu tak lepas dari paternalistik sistemik yakni model ketokohan sebagai panutan. Dan tokoh dalam terminologi Indonesia tradisi , orang yang dianggap tokoh itu salah satunya adalah orang yang memiliki jabatan baik itu tingkat RT hingga Presiden.
Lha disamping jabatan resmi tatanan dan lembaga negara itu masih ada jabatan-jabatan diruang lain yang posisinya bisa mengantarkan seseorang disebut sebagai tokoh. Yakni jabatan pada lembaga resmi lainya bersifat non goverment termasuk jabatan PSSI , meski masih ada jabatan KNPI, KONI dan lain sebagainya. Belum.lagi jabatan di partai politik.
Lha lebih fokus, sekarang ini di Karanganyar sedang terjadi konflik kemelut rebutan kursi jabatan ketua PSSI yang rencananya akan digelar melalui Kongres PSSI Askab Karanganyar pada 18 Juli ini..
Kongres itu untuk memilih Ketua PSSI periode 2020-2024 beserta kepengurusan di dalamnya. Namun apa yang terjadi jelang kongres Sabtu esok? Fakta membuktikan terjadi gegeran besar antara kelompok kontra konggres VS kelompok pro konggres hingga sekarang.
Berbagai manuver jurus jurus hingga aksi demo pun dilakukan untuk menolak konggres karena kubu kontra konggres menilai cacat hukum dan cacat organisasi serta menciderai insan sepakbola Karanganyar jika kongres nekad dipaksakan.
Tak hanya itu kelompok kontra kongres disinyalir akan nekat melawan habis-habisan ibarat hingga titik darah terakhir melawan dengan segala cara termasuk cara fisik pada Sabtu (18/07/2020) di Rumah Dinas Bupati Karanganyar tempat akan dilangsungkannya kongres.
Dan rupanya ancaman ini tidak bisa disepelekan karena pergerakan kubu kontra kongres terbukti terus bergerak dari tahap demi tahap seiring jadwal kongres.
Terlepas dari kepentingan kubu kontra dan kubu pro kongres tersebut ada fakta didalamnya bahwa rebutan kursi ketua PSSI Karanganyar gayeng , panas dan membara disaksikan publik Soloraya dan Jawa Tengah.
Sejurus kemudian publik bertana-tanya mengapa dan ada apa kursi ketua PSSI Askab diperebutkan ?Jawabnya ya tak lepas dari model paternalistik sistemik itulah kursi ketua diperebutkan karena kelak akan disebut tokoh di Bumi Intanpari.
Meski dalam skala kabupaten pemenang alias ketua PSSI Karanganyar terpilih sudah secara otomatis akan disebut juga sebagai tokoh di tingkat kabupaten
Sebutan tokoh pertama adalah disebut Bapaknya sepakbola di Karanganyar dan akan dijadikan panutan oleh masyarakat sepakbola Karanganyar. Sebutan tokoh yang kedua adalah tokoh induk dari segala komunitas sepakbola yang ada di Karanganyar. Tentu saja dengan sebutan tokoh itu efek otomatis akan membuat ketua PSSI populer di 17 kecamatan yang ada di Karanganyar.
Dengan begitu setelah fase populer , ketua PSSI terpilih tinggal mengembangkan leadership skala kabupaten maka gelar psikologis berikutnya adalah mencapai sebutan kharismatik.
Untuk mencapai tahap kharismatik memang banyak faktornya bisa dari dalam jiwa seseorang namun bisa juga di make up dengan metode pencitraan positif.
Pun cara pencitraan meski itu debatebel karena tidak murni kharakter dari dalam jiwa seseorang. Terlepas dari itu semua dalam hal ini membuktikan bahwa posisi kursi ketua PSSI bisa dibilang strategis dalam penafsiran masyarakat dan psikologi kekuasaan.
Dengan begitu tidaklah tabu jika dimanapun kursi ketua PSSI selalu jadi rebutan termasuk di Karanganyar.
Lalu bicara skala PSSI Kabupaten Karanganyar, dimana makna strategis dan menggiurkan..?
Jangan lupa di negara tingkat kabupaten cakupan ranah politik kekuasaan tertinggi adalah kursi Bupati, Wakil Bupati. Adapun atmosfer yang menyelimuti ranah kekuasaan kelas kabupaten adalah popularitas kepemimpinan serta variabel pendukung lainnya.
Dengan begitu dengan menyandang jabatan sebagai ketua PSSI Kabupaten Karanganyar adalah sangat strategis sebagai batu loncatan menuju ruang kekuasaan selanjutnya yang lebih strategis yakni kursi kekuasaan. Bisa kursi bupati, kursi wakil bupati.
Dengan demikian terjawab sudah mengapa dan bagaimana serta dimanapun setiap kali ada suksesi PSSI dan organisasi lainnya selalu menarik dan dinamis. Bahkan konflik kemelut gegeran pun adalah aromanya yang sulit dihindari karena ternyata jabatan ketua PSSI itu benar-benar menggiurkan untuk proyeksi dan perspektif jauh menuju kekuasaan.(*)
*Wartawan Joglosemarnews.com