MALANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang dokter gigi cantik di Malang, Jawa Timur, menjadi perbincangan di media, setelah terlihat tampil menggunakan alat pelindung diri (APD) yang tampak modis.
Dialah Nina Agustin, yang memiliki ide untuk membuat APD kreasinya sendiri yang lain dari biasanya. Dia pun kemudian mengunggah tampilan dirinya ke media sosial.
Dokter Nina mengisahkan, ide membuat APD sendiri berawal dari ketidaknyamanan yang dirasakannya saat menggunakan pakaian hazmat yang banyak dijual di pasaran.
Penggunaan APD level tiga merupakan keharusan bagi dokter gigi di tengah pandemi Corona saat ini, karena dalam melakukan praktik dokter gigi akan bekerja dekat dari sumber virus tersebut, yakni mulut.
“Hazmat wajib dipakai. Saya pikir ini tidak bakal sebentar dan tidak mungkin bisa sama seperti sebelum pandemi. Saat itu (Covid-19) beredar, dan hazmat ada di pasaran, saya tidak nyaman karena ukuran 3XL,” kata Nina dikutip Liputan6.com, Selasa (28/7/2020).
Rasa tak nyaman karena memakai hazmat disebutnya turut mempengaruhi suasana hatinya dan itu menjalar ke pasien yang datang ke kliniknya.
Ia mengungkapkan, saat mengamati pasien yang ada di enam cabang klinik miliknya, mereka terlihat ketakutan, terutama pada pasien anak-anak.
“Maka dari itu saya berinovasi bikin APD sendiri. Nomor satu mengedepankan protokol APD yang berlaku dengan bahan 100 persen anti-air, jahitan diberi shield, penutup leher, dan kepala ditutup rapat,” lanjutnya.
Dalam proses pembuatan, Nina mengaku dibantu tukang jahit yang juga adalah tetangga dan teman lamanya. Dia mengatakan selain ukurannya yang disesuaikan dengan dirinya dan warna serta motifnya, APD kreasinya sama dengan yang dijual di pasaran.
“Saya belanja sendiri di toko tekstil di Surabaya membeli bahan anti-air dan beli banyak warna, dari merah, shocking pink, sampai stabilo, langsung saya borong. Setelah itu minta ukuran cutting,” kata Nina.
Setelah mengenakan APD kreasinya, Nina pun mengaku menjadi memiliki semangat baru. Dirinya tak lagi stres dan lebih bahagia bekerja dalam balutan APD. Respons pasien juga disebutnya sangat positif.
Dokter Nina pun mengunggah foto saat mengenakan APD kreasinya di media sosial Instagram miliknya dan tak butuh waktu lama hingga dirinya menjadi viral.
Awalnya, sang dokter gigi hanya mengkreasikan APD dari warna-warni bahannya, namun sebulan terakhir ia mengenakan APD dengan motif printing. Nina membeli bahan taslan polos yang 100 persen anti-air.
“Saya terinspirasi masker warna-warni, digital printing kan dilaminasi lagi, proses pengerjaan setelah dijahit. APD saya saat ini ada sekitar 25–27, saya pakai 3–4 kali. Kalau sesuai WHO bisa sampai 15 kali untuk APD reuse,” tambahnya.
Lewat inovasi uniknya, Nina berharap dapat jadi motivasi untuk rekan-rekan sejawat.
“Karena dokter gigi turut terdampak selama lima bulan terakhir. Kita harus pakai APD level tiga, harapan buat masyarakat untuk kembali perawatan tanpa takut karena protokol sudah beda dan lebih ketat,” tambah Nina.
APD level tiga, dikatakan Nina, jadi perlindungan secara maksimal untuk pasien atau penyebaran silang antara pasien ke pasien.
“Perlindungan dari ujung kepala ke kaki tertutup, handschoen, pakai goggle, masker minimal N95, tapi saya lebih nyaman pakai masker respirator, lapisan paling luar face shield, sepatu bot taslan harus ditutup dengan shoe cover,” jelasnya.