Beranda Umum Internasional Ada 1.447 WNI di Lebanon Saat Insiden Ledakan Beirut Terjadi, Kedubes RI:...

Ada 1.447 WNI di Lebanon Saat Insiden Ledakan Beirut Terjadi, Kedubes RI: Semua Aman

Kolase tangkapan layar video detik-detik terjadinya ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Foto: Kolase Instagram/Joglosemarnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Sebanyak 1.447 warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan sedang berada di Lebanon saat insiden ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Selasa (4/8/2020) petang waktu setempat.

Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai ribuan lainnya. Namun Kedutaan Besar RI meyakinkan jika seluruh WNI yang ada di Lebanon dalam keadaan aman.

Disebutkan Kedubes RI, dari 1.447 WNI yang kini berada di Lebanon, sebagian besar merupakan anggota TNI yang tergabung dalam pasukan kontingen Garuda, yakni sebanyak 1.234 orang.

Sementara lainnya merupakan warga sipil, termasuk keluarga staf KBRI dan mahasiswa yakni berjumlah 213 orang.

“KBRI telah menyampaikan imbauan melalui grup WhatsApp dan melalui simpul-simpul WNI. Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman,” ujar Duta Besar RI di Lebanon Hajriyanto Y Thohari melalui keterangannya, Rabu (4/8/2020).

Ia menambahkan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan KBRI, semua WNI selamat. Termasuk seorang WNI yang sedang menjalani karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan.

“Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat,” kata dia menegaskan.

Hajriyanto menuturkan, KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI.

Sebelumnya dikabarkan, ledakan besar terjadi di kawasan pelabuhan di Beirut sekitar pukul 18.02 waktu setempat.

Ledakan tersebut sangat besar terlihat dari dampak yang ditimbulkannya, dengan suara dentuman yang terdengar hingga radius 25 kilometer dan kerusakan dialami bangunan di radius 15 kilometer.

Pemerintah setempat hingga kini masih melakukan penyelidikan seputar penyebab terjadinya ledakan.

Namun informasi terakhir mengatakan bahwa ledakan timbul akibat sejumlah besar bahan mudah meledak yang ditimbun selama bertahun-tahun tanpa memperhatikan protokol keselamatan.

www.tribunnews.com