DEMAK, JOGLOSEMARNEWS.COM — SMA Negeri 1 Mijen kembali mengharumkan nama Kabupaten Demak. Mereka baru saja menerima penghargaan Gerakan Hemat Energi dan Air Tahun 2020 dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (15/8/2020).
Sekolah yang berada di ujung utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara tersebut, dinilai mampu menerapkan sistem Gerakan Hemat Energi dan Air. Yakni dengan menerapkan slogan 3M (mematikan, mencabut dan mengatur). Selain itu, SMAN 1 Mijen mampu menciptakan alat pembangkit listrik mandiri bertenaga angin dan surya.
Seorang Guru SMAN 1 Mijen, AL Wahyudi Santoso menuturkan, regulasi sekolah yang mendasar pada aturan Kementerian ESDM dilaksanakan secara disiplin dan inovatif.
“Dari Kementerian ESDM sudah diatur tentang penghematan listrik dan air. Nah, di sekolah ini diaplikasikan dengan regulasi. Misalnya, penyalaan lampu dimulai pukul 09.00, suhu AC maksimal 25 derajat celcius, dan yang pasti penggunaan listrik itu sesuai peruntukannya,” ujarnya.
Bahkan komputer yang digunakan untuk laboratorium sebagian besar model desktop, diganti dengan komputer all in one. Itu menjadikan kebutuhan daya listrik lebih irit.
“Total komputer di sekolah ada 120 unit. Dan sebagian besar di laboratorium sudah diganti model all in one, yang hanya membutuhkan 80 watt per unitnya. Penghematan listrik juga dilakukan dengan mengganti lampu LED di sekolah ini,” imbuhnya.
Bukan hanya regulasi, penghematan listrik di sekolah juga dilakukan dengan berinovasi menciptakan mesin pembangkit listrik bertenaga angin dan surya. Mesin yang mampu menghasilkan kapasitas 900 watt tersebut diciptakan tim terdiri dari empat siswa dan satu guru pembina.
“Saya yang membina dalam pembuatan mesin pembangkit listrik bertenaga angin dan surya. Ini dibuat selama tiga bulan pada akhir tahun 2019 lalu. Mesin ini menghasilkan kapasitas 900 watt. Ya, bisa dimanfaatkan untuk keperluan penting sekolah saat ada trouble soal listrik,” tuturnya.
Sementara, Kepala SMAN 1 Mijen, Sukirno menambahkan, regulasi penghematan listrik dan air disosialisasikan melalui poster-poster yang dipasang pada sejumlah titik strategis di sekolah.
“Ada poster-poster berisi regulasi penghematan listrik dan air yang kami pasang,” ucapnya
Sedangkan untuk menghemat air, pihaknya menyediakan tandon air, kolam, dan biopori.
“Air di sekolah ini bersumber dari sumur. Untuk itu, kami harus hemat dengan menyediakan tandon, kolam untuk penyiraman taman, dan juga membuat lubang biopori,” ungkap Sukirno.
Diakui, keberhasilan implementasi regulasi yang dibuat tersebut karena adanya kesadaran tanggung jawab bersama, baik guru dan siswa.
“Satu karena komitmen, inovatif, dan juga komunikasi yang baik,” tandasnya. Fara | Satria Utama