SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi covid-19 yang melanda berbagai dunia berimbas pada sektor perekonomian, termasuk usaha kecil dan menengah.
Lantaran banyak orang berada di rumah akibat kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar) guna memutus rantai penularan virus, ternyata banyak bisnis kondisinya semakin lesu.
Situasinya pun tak beda jauh, ketika pemerintah melonggarkan PSBB dengan memberlakukan kebijakan new normal.
Selain berbelanja untuk memenuhi kebutuhan pokok, terutama makanan dan bahan makan, hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan seperti sabun mandi, sabun cuci tangan, desinfektan, dan hand sanitazer kini juga menjadi kebutuhan yang tak bisa ditinggalkan.
Tidak hanya di rumah tangga, sabun dan sanitazer itu juga banyak dibutuhkan oleh rumah makan, kantor pemerintah, lembaga bisnis, dan lainnya.
Melihat tingginya potensi kebutuhan sabun cici tangan (hand soap), Ririn Widiastuti yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata “Bali Ndeso” Cegah Covid-19 di kampung halamannya, Dusun Jetis Mantren RT 04/RW 07, Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo itu tergerak untuk melakukan kegiatan yang produktif.
Dengan arahan dosen pembimbing, Siswanto M.Si, mahasiswa Fakultas Teknologi dan Industri Pangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta itu memberi pelatihan pembuatan sabun cuci tangan pada warga setempat, terutama bagi ibu-ibu PKK dan pemuda/pemudi.
Hasil dari pembuatan hand soap itu bisa digunakan sendiri, selain dijual untuk meningkatkan pendapatan.
“Kami berharap, program pengabdian masyarakat dalam KKM ini benar benar bermanfaat bagi masyarakat, yakni untuk meningkatkan motivasi usaha, kesadaran, ketrampilan masyarakat serta pengetahuan tentang cara pembuatan hand soap,” kata Ririn, sebagaimana dikutip dalam rilis ke Joglosemarnews.
Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan praktek langsung, kemudian pemaparan materi, meliputi pentingnya cuci tangan pakai sabun di masa new normal, pembuatan hand soap secara mandiri sebagai peluang usaha.
Kemudian mengenalkan alat alat dan bahan yang digunakan, substitusi bahan lokal yang dapat digunakan guna meningkatkan nilai ekonomis, serta cara kerja dalam pembuatan hand soap.
Hasil dari pelatihan, hand soap atau sabun cuci tangan cair yang dihasilkan berwarna merah, berbau harum, tidak membuat kasar dan kering pada kulit tangan saat sabun dipakai karena kandungan bahan yang ditambahkan.
“Langkah selanjutnya perlu dikembangkan kerja sama dengan pihak terkait untuk pengembangan bisnis dalam upaya mempromosikan produk hand soap warga dengan sasaran toko-toko dan warung makan di wilayah Kabupaten Sukoharjo. suhamdani