BLORA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Skema pembelajaran tatap muka secara langsung belum bisa diterapkan sepenuhnya di Kabupaten Blora. Saat ini, baru ada lima sekolah jenjang SMP yang dijadikan pilot project penyelenggaraan sekolah dengan skema tatap muka secara langsung. Tentunya, dalam pelaksanaannya mengedepankan disiplin protokol kesehatan.
Kepala Dinas Pendidikan, Hendi Purnomo saat mendampingi Bupati Blora dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi covid-19, telah menunjuk masing-masing satu sekolah di wilayah eks Kawedanan. Yakni eks Kawedanan Ngawen ditunjuk SMPN 1 Todanan, eks Kawedanan Randublatung ditunjuak SMPN 1 Menden, eks Kawedanan Cepu ditunjuk SMPN 2 Kedungtuban, dan eks Kawedanan Blora ditunjuk SMPN 2 Tunjungan.
“Sekolah-sekolah ini berada di zona kuning dan letaknya berada di dalam, dalam artian tidak wilayah heterogen. Siswanya hanya dari wilayah sekitarnya, sehingga potensi penularannya minim. Sedangkan untuk MTs ada MTs Negeri Jepon sebagai pilot project percontohan madrasah. Jadi total ada lima,” ungkap Hendi Purnomo, kemarin.
Meski ditunjuk 5 sekolah percontohan, pihaknya belum bisa memastikan tanggal dimulainya pembelajaran tatap muka. Karena masih harus melalui banyak tahapan persiapan, mulai pengecekan kesiapan sekolah hingga persetujuan orangtua / wali anak didik.
“Sekolah-sekolah ini berada di zona kuning dan letaknya berada di dalam, dalam artian tidak wilayah heterogen. Siswanya hanya dari wilayah sekitarnya, sehingga potensi penularannya minim. Sedangkan untuk MTs ada MTs Negeri Jepon sebagai pilot project percontohan madrasah. Jadi total ada lima,” sambung Hendi Purnomo.
“Sementara baru SMP sederajat yang akan disiapkan. Sedangkan untuk SD dan TK/PAUD, belum,” kata dia.
“Kita masih menunggu hasil perkembangan selanjutnya, koordinasi dengan Dinas Kesehatan akan terus dilakukan untuk mengetahui kondisi covid-19 di Blora. Sebenarnya SMA/SMK juga ada yang ingin segera menggelar pembelajaran tatap muka, namun itu masuk ranah Provinsi,” imbuh dia.
Pada bagian lain, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kesehatan Blora, Lilik Hernanto menyampaikan, kondisi persebaran covid-19 harus dijadikan bahan pertimbangan sebelum membuka kembali sekolah tatap muka. Dirinya mengatakan bahwa saat ini Kabupaten Blora secara umum berstatus zona kuning dalam artian memiliki resiko rendah terhadap penularan Covid-19.
“Namun jika kita rinci per Kecamatan, masih ada 4 Kecamatan yang masuk zona orange, artinya memiliki resiko sedang dalam penularan Covid-19, yakni Cepu, Ngawen, Japah, dan Banjarejo. Kondisi ini akan terus berkembang dan bisa berubah, kita evaluasi dua minggu sekali. Sedangkan jumlah kasus ada 173, yang sudah sembuh 124 (70 persen lebih),” imbuh Lilik Hernanto. Ahmad | Satria Utama