SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Misteri satu pasien tak jujur yang dicurigai sebagai biang penularan kasus covid-19 di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen akhirnya terungkap.
Hasil pelacakan manajemen RSUD, pasien tersebut diketahui berinisial SP berusia paruh baya dan berasal dari Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo.
“Yang kita curigai, dari salah satu pasien yang dirawat di Bangsal Rosella. Inisialnya SP dari Kecamatan Sidoharjo,” papar Dirut RSUD Sragen, Didik Haryanto didampingi Wadir Udayani dan Joko Haryono, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (18/8/2020).
Didik menguraikan SP terlacak masuk ke Bangsal Rosella 2 Agustus 2020. Setelah mendapat perawatan beberapa hari antara 4 sampai 5 hari kemudian tidak ada perbaikan.
Kemudian pasien tersebut dipindahkan ke ruangan ICCU sebelum kemudian mengembuskan nafas terakhirnya tanggal 7 Agustus 2020.
“Itu pasien jantung. Setelah di ICCU dilakukan rapid test, hasilnya reaktif. Otomatis akan dipindahrawat di ruang isolasi. Setelah itu pasien meninggal dan diswab hasilnya positif,” tukasnya.
Dari riwayat perjalanan si pasien, Didik menyimpulkan ada dua ruangan yang sempat digunakan untuk penanganan SP. Yakni Bangsal Rosella dan ICCU.
“Ada beberapa Nakes dari ruang Rosella dan petugas pendorong ICCU yang kena,” terangnya.
Didik menyampaikan dari awal si pasien atau keluarganya memang tidak terbuka atau jujur soal kemungkinkan pernah melakukan perjalanan sebelumnya.
“Saat kami tanya itu (riwayat perjalanan) selalu disanggah,” imbuh Wadir Joko Haryono.
Atas kejadian ini, Didik berharap kepada masyarakat baik pasien maupun keluarga harus terus terang soal riwayat sebelumnya.
“Ini jadi pelajaran kita bersama. Seperti pasien waktu masuk harusnya jujur kepada tenaga kesehatan. Karena virus ini bisa datang dari manapun,” paparnya.
Didik juga mengimbau agar semua bisa membiasakan hidup disiplin sesuai protap protokol kesehatan. Menurutnya menghadapi virus corona ini kita tidak boleh lengah dalam menerapkan protokol kesehatan.
” Jujur saja, kalau ada bepergian ke mana harus disampaikan,” tukasnya. Wardoyo