SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pandemi virus corona atau covid-19 di Kota Semarang hingga kini belum juga usai. Menyadari situasi selama dihantam pandemi covid-19 yang masih berlangsung seperti saat ini, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi terus berupaya keras memutus mata rantai penyebaran virus corona. Salah satunya dengan menegakkan kepatuhan kepada seluruh lapisan masyarakat di Kota Semarang untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Di sisi lain, orang nomor satu di Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini juga fokus untuk mengurangi dampaknya terhadap masyarakat Kota Semarang.
Tidak hanya dari sisi medis, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut juga terus berupaya meminimalisir dampak perkenomian masyarakat di tengah pandemi saat ini.
Tak terkecuali para sopir angkot di Kota Semarang yang juga mendapatkan penyaluran bantuan sembako, Senin (21/9/2020), kemarin. Bertempat di Balaikota Semarang, tak kurang dari 30 sopir angkot menerima bantuan secara langsung dari Hendi.
Tidak hanya membagikan bantuan, Hendi, juga berupaya memutus mata rantai persebaran covid-19 dengan mengedukasi sopir angkot tentang bahaya Covid-19. Di hadapan para sopir angkot, Hendi ingin mereka mengetahui dan memahami tentang bahaya virus corona.
“Di seluruh dunia ada pandemi Covid, ini barang njelehi (menjengkelkan). Ini barang ora kethok (tidak tampak), tapi nek wong keno (terkena) ora ketututan (tidak tertolong) meninggal ya ada. Saat ini, orang yang meninggal akibat Covid di kota Semarang 600-an orang, yang positif 400-an, tapi yang sembuh ada 5.800 orang,” terang Hendi.
Disampaikan oleh Hendi lebih lanjut, dengan memberikan gambaran tentang bahaya covid, pihaknya ingin para sopir angkot kemudian taat di dalam menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan rajin mencuci tangan.
“Jadi pesan saya, Anda mau kerja silakan, tapi harus tetap jaga kesehatan. Sepakat mboten? Pakai masker, itu wajib. Cuci tangan sering-sering. Yang bisa menjaga diri Anda adalah Anda sendiri,” lanjut Hendi.
Di hadapan sopir angkot, Hendi juga menjelaskan bahwa meski dalam kondisi pandemi covid yang menyerang Kota Semarang, Pemerintah tidak mengambil kebijakan Lockdown.
Alasannya karena Hendi ingin masyarakat termasuk para sopir angkot tidak kehilangan pendapatan akibat kebijakan Lockdown.
Dan sebagai kompensasi dari kebijakan tersebut, Hendi ingin seluruh masyarakat tegas menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya menjaga Kota Semarang.
“Semarang tidak ada lockdown atau PSBB. Saya ingin meskipun panjenengan pendapatannya turun, namun tetap masih bisa bekerja. Tetapi mari kita jaga kota ini bersama-sama, sepakat nggih?” tanya Hendi yang kemudian kompak dijawab sepakat oleh seluruh sopir angkot. Satria Utama