Beranda Daerah Sragen Ribuan Seniman Sragen Siap Turun ke Jalan dan ke Polres Tuntut Izin...

Ribuan Seniman Sragen Siap Turun ke Jalan dan ke Polres Tuntut Izin Hajatan Dibuka. Kapolres Tegaskan Hajatan Tidak Dilarang, Tapi Hanya Ijab Kabul Saja Tanpa Hiburan!

AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo. Foto/Wardoyo

 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Polres Sragen menegaskan tetap pada pendirian awal bahwa untuk sementara tidak akan menerbitkan izin hajatan dengan hiburan atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Meski demikian, masyarakat tidak dilarang untuk menggelar hajatan dengan syarat hanya digelar ijab kabul saja.

Penegasan itu disampaikan Kapolres Sragen, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo menyikapi desakan kalangan seniman dan paguyuban pekerja ngisor tarub Sragen yang menghendaki agar izin hajatan dibuka lagi.

“Untuk sementara kita masih seperti di awal. Hajatan tidak dilarang, masyarakat kalau mau nikah ya monggo-monggo saja. Tapi kalau bisa hanya ijab kabul saja. Kalau sampai pakai hiburan tentu yang kita khawatirkan bisa timbul klaster baru itu kita tidak beri izin,” papar Kapolres kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (23/9/2020).

Kapolres menegaskan bahwa penghentian izin hajatan dengan hiburan dan berpotensi kerumunan itu semata-mata demi keselamatan bersama dan mencegah penyebaran virus covid-19 saat ini.

Pasalnya, saat ini laju penambahan kasus covid-19 Sragen terus meningkat hingga status Sragen masih belum beranjak dari zona merah.

Kapolres juga menegaskan kegiatan protokol kesehatan di hajatan tidak hanya sebatas pemeriksaan dengan thermogun atau menyediakan tempat cuci tangan saja.

Akan tetapi yang lebih penting dan kadang terabaikan adalah jaga jarak dan pakai masker.

“Kalau diizinkan kemudian banyak tamu yang datang sampai terjadi kerumunan lalu terjadi klaster baru, siapa yang akan tanggungjawab. Karena mohon maaf, kadang namanya di hajatan ketemu banyak orang, kalau yang tidak kenal masker masih dipakai. Tapi begitu ketemu dengan yang sudah dikenal kadang langsung lepas masker. Ini yang kita khawatirkan,” tukasnya.

Baca Juga :  Kuliner Sate Jaran di Sragen Efeknya Nendang Sekuat Kuda dan Meningkatkan Stamina, Vitalitas Tidak Mudah Loyo: "Habis Makan Bisa Kuat Tahan Lama Beker Beker Kayak Kuda"

Karenanya, ia meminta masyarakat bisa memahami situasi dan kondisi yang terjadi saat ini.

Kebijakan penghentian izin hajatan itu bukan untuk menghalangi masyarakat, akan tetapi lebih pada menjaga keselamatan dan kepentingan bersama untuk mencegah penyebaran covid-19.

Saat ditanya respon Polda Jateng terkait desakan seniman soal pembukaan izin hajatan, Kapolres menegaskan dari Polda justru menekankan untuk menggencarkan operasi yustisi.

Operasi yang digelar bersama TNI dan aparat Satpol PP itu digencarkan untuk mengurangi adanya kerumunan massa dan mendisiplinkan protokol kesehatan.

“Kalau hajatan mau ijab saja monggo. Tapi kalau untuk izin hajatan dengan hiburan, sementara belum kita izinkan. Nanti kita akan bentuk Satgas Pemberantasan Covid. Tidak hanya sanksi teguran, tapi ada sanksi administrasi bagi yang melanggar. Kita akan bergerak bersama TNI dan Satpol PP. Yang berwenang menindak adalah Satpol PP,” tandasnya.

Sebelumnya, Solidaritas Pekerja Ngisor Tarub Sragen menggelar aksi damai audiensi dengan bupati untuk mendesak Pemkab dan Polres membuka kembali kanal izin hajatan. Aksi yang digelar Sabtu (19/9/2020) itu berakhir dengan janji bupati akan berkoordinasi dengan Polda melalui Polres terkait aspirasi para seniman.

Baca Juga :  Momen Sosialisasi Empat Pilar DPR RI Sriyanto Saputro Ajak Masyarakat Jaga Kekuatan Ekonomi Ditengah Era Globalisasi

Bupati berjanji akan menyampaikan hasilnya dalam waktu maksimal 5 hari.Koordinator aksi damai pekerja ngisor tarub, Duliyana mengatakan jika hasilnya tidak sesuai harapan atau hajatan tetap tidak diizinkan, ribuan seniman dari berbagai profesi bakal menggelar aksi damai ke Polres Sragen dan Pemkab pada Kamis (24/9/2020) besok.

Ia menggaransi ada lebih dari 1000 orang pekerja seni berbagai profesi dan seniman dari perwakilan 20 kecamatan di Sragen yang siap untuk turun ke jalan besok pagi.

“Karena kami menuntut keadilan, kalau sektor lain dibuka kenapa hajatan tidak. Karena ini kaitannya dengan hajat hidup ribuan seniman dan pekerja yang selama menggantungkan hidup dari jasa hiburan saat hajatan. Bayangkan sudah enam bulan ribuan seniman tidak dapat penghasilan gara-gara hajatan tidak diizinkan,” tandasnya. Wardoyo