SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Munculnya klaster baru penyebaran covid-19 dari layatan orang meninggal di Desa Cangkol, Kecamatan Plupuh, Sragen, menguak fakta baru.
Ternyata, kasus layatan yang kemudian membuat 15 warga yang hadir layat kemudian positif terpapar covid-19 itu ternyata bersumber dari Ny D (32) warga Desa Cangkol, Plupuh.
Ibu itu diketahui berprofesi sebagai pedagang sayur keliling. Dari informasi warga, yang bersangkutan setiap hari kulakan ke Pasar Gemolong.
“Bu D itu kerjanya tukang sayur keliling. Setiap hari kulakannya ke Pasar Gemolong. Awalnya dari keluarga Bu D (32) itu, anaknya perempuan mens (menstruasi) nggak selesai- selesai. Lalu dibawa ke rumah sakit Assalam Gemolong diantara ibunya. Ternyata hasil rapid testnya anaknya itu keluar dan menunjukkan reaktif,” papar Kades Cangkol, Suwandi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , kemarin.
Karena reaktif, putri Bu D kemudian dilakukan swab test ke Sragen. Menurut Kades, swab dilakukan oleh tim DKK Sragen.
Setelah itu, karena anaknya reaktif, dari pihak Puskesmas menyarankan agar ibunya atau Bu D, juga diswab.
Sehingga ibu anak itu dua-duanya dilakukan swab test. Hasilnya yang keluar tiga empat hari kemudian, ternyata mengejutkan.
Si anak yang semula reaktif saat rapid, justru negatif dari covid-19. Namun Bu D atau ibunya, justru hasil swabnya ternyata positif.
Celakanya, selama jeda antara dilakukan swab dan menunggu hasil swab keluar, Bu D tidak disarankan untuk isolasi mandiri. Sehingga ia tetap beraktivitas seperti biasa, termasuk hadir di layatan kakaknya.
“Ternyata setelah keluar, hasil swab Bu D positif. Tapi dia sudah terlanjur ke mana-mana. Termasuk hadir di layatan kakaknya itu. Saat ditanya petugas kemarin, dia ngaku di layatan itu dia sudah salaman dengan banyak orang,” terang Kades.
Seingat Bu D, selama dua hingga tiga hari sebelum swab keluar, dirinya mengaku juga sudah ke mana-mana. Hasil tracing ada sekitar 21 warga yang kontak erat saat di hajatan dan di beberapa lokasi.
“Nah dari 21 yang diswab, ada 15 orang yang positif. Ditambah Bu D jadi semua ada 16 yang positif. Warga kami ada 11 orang yang lainnya dari Plupuh dan Sambirejo Plupuh,” terangnya.
Kades Sambirejo, Kecamatan Plupuh, Prihandoko Hanjus membenarkan ada beberapa warganya yang ikut positif karena hadir di layatan dan kontak dengan Bu D.
Ia menyampaikan jika warganya itu diduga tertular karena sempat kontak dengan B.
“Yang meninggal itu lokasi rumahnya perbatasan antara desa kami dan Cangkol. Sehingga yang melayat nggak hanya dari warga di Desa Cangkol saja, tapi dari desa kami juga ada. Dan nggak tahu kalau kemudian tertular covid-19.” tuturnya.
Sebelumnya, salah satu warga di Desa Cangkol, Bu D dinyatakan positif covid-19 pada tiga hari lalu.
Data yang dihimpun dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 petang tadi, terlacak bahwa ada tambahan 15 kasus positif di Plupuh.
Lima belas warga itu positif terpapar covid-19 dari seorang pasien positif sebelumnya. Kemudian penularan meluas ke 15 warga lain yang hasil swabnya semua menunjukkan tanda positif.
“Benar, ada klaster baru penularan covid-19 dari lokasi layatan di Plupuh. Jadi ada satu orang yang hasil swabnya positif lalu hadir di layatan, akhirnya 15 warga jadi ikut terpapar,” papar Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Tatag Prabawanto.
Meski demikian, pihaknya memastikan semua pasien positif dari klaster layatan di Plupuh itu sudah ditangani dan diisolasi mandiri di Technopark Sragen.
Seperti diketahui, kasus corona virus atau covid-19 Sragen meledak dahsyat hari ini, Jumat (4/9/2020). Sebanyak 51 warga di Bumi Sukowati dinyatakan positif terpapar covid-19 sehingga melambungkan angka total kasus yang hingga kini mencapai 332 kasus.
Tambahan itu sekaligus memecahkan rekor tambahan tertinggi sepanjang perjalanan kasus covid-19 di Sragen. Wardoyo