WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Intruksi pembelajaran tatap muka alias offline di masa pandemi yang digulirkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng khusus kepada SMA N 2 Wonogiri dan SMK N 2 Wonogiri dikoordinasi dan dievaluasi lebih lanjut oleh OPD terkait dan pihak berwenang lainnya, Jumat (23/10/2020).
Kepala Sekolah SMA N 2 Wonogiri, Sumanto menyampaikan tim satgas internal SMA N 2 Wonogiri mempersiapkan infrastruktur pendukung protokol kesehatan. Ykni 62 wastafel yang tersebar di pintu masuk utama, di depan setiap ruang kelas, dan beberapa spot umum. Tak hanya itu, tim satgas mempersiapkan 1500 faceshield dan masker untuk mengantisipasi apabila ada siswa yang tidak membawa.
Selain itu, tim satgas juga menekankan bahwa hanya siswa yang sehat dan mempunyai kendaraan pribadi yang diperkenankan mengikuti pembelajaran tatap muka. Bagi yang tidak masuk kriteria dianjurkan untuk mengikuti pembelajaran secara daring.
“Kami juga menyiapkan 6 petugas piket perharinya untuk menjaga dan mengawasi siswa di waktu senggang yang ada seperti waktu istirahat dan ketika memasuki pelajaran pertama,” jelas Sumanto.
Selain itu hadir juga perwakilan dari SMKN 2 Wonogiri yang menyampaikan masih banyak SOP yang harus dilakukan agar kegiatan pembelajaran tatap muka berjalan sebaik mungkin. SMKN 2 juga mendapatkan faceshield sejumlah 981 dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah guna mendukung kegiatan pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari hari Senin hingga Jumat mulai pukul 07.30-11.00 WIB.
“Sehari 5 kelas dan setiap kelas berisi 18 orang seluruhnya dari kelas 11. Memang di khususkan kelas 11 karena dipersiapkan untuk bekal saat Praktek Kerja Industri mendatang,” beber Plt Kepala SMKN 2 Wonogiri, Gunarsih.
Edy Santosa, selaku Plt.Bupati Wonogiri mengungkapkan mendukung simulasi awal pembelajaran tatap muka. Namun masih akan merapatkan dengan tim gugus tugas percepatan COVID-19.
Pihaknya mengimbau agar sekolah terkait dapat mendata siswa yang diperkenankan masuk agar dipertajam proses identifikasi. Terutama di keluarga yang memiliki anggota dengan intensitas keluar masuk daerah yang tinggi.
“Pada prinsipnya ini masih pilot project akan sedia memonitoring dan mengevaluasi selama prosesnya. Apabila diperlukan kami mengimbau akan adanya swab tes bagi seluruh tenaga pengajar yang terlibat dalam rangka meyakinkan orang tua murid,” terang Plt Bupati.
Kondisi tenaga pengajar juga harus diperhatikan terutama yang memiliki komorbid atau penyakit pemberat yang dapat memperburuk kondisi. Komorbid yang memiliki intensitas tinggi di daerah Wonogiri yaitu hipertensi. Aria