
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang remaja asal Dukuh Panurejo RT 18/6, Kedungupit, Sragen, Ervan Wahyu Anjasworo (16) berhasil dipertemukan dengan orangtua dan keluarganya setelah 11 tahun hilang di Jakarta.
Ervan hilang sejak usia 5 tahun dan baru berhasil bertemu orangtuanya setelah 11 tahun berjuang melakukan pencarian.
Pertemuan Ervan dengan orangtua dan neneknya pun berlangsung haru, Selasa (6/10/2020). Ia dijemput oleh bapaknya, Suparno (37) dan istri pertamanya, Tanti (35) di rumah singgah Dinas Sosial Sragen.
Ervan adalah anak kedua Suparno-Tanti sebelum kemudian keduanya bercerai. Saat ini Suparno menikahi istri keduanya, Warsi.
Ditemui di rumah kakek-neneknya, Mbah Parmin (70)- Giyem (65) di Panurejo, Kedungupit, Sragen, Ervan tampak begitu senang bisa berkumpul kembali dengan orangtua dan kakek neneknya.
Kepada wartawan, Suparno menuturkan sangat bersyukur bisa kembali bertemu putra kesayangannya itu. Ia mengisahkan putranya itu hilang tahun 2009.
Saat itu dirinya yang merantau di Kemayoran Jakarta, berniat mengajak putranya yang saat itu masih TK untuk liburan tengah semester ke Jakarta.
Ketika liburan memasuki hari ke-18, Ervan yang baru kali pertama diajak ke Jakarta, kemudian pamit untuk mengembalikan game watch yang disewa. Bocah kecil itu pamit pukul 14.30 WIB namun hingga petang tak kunjung pulang.
“Saat itu pamintnya mau balikin game watch, persewaannya cuma samping rumah beberapa meter saja. Tapi sampai sore kok gak balik-balik. Akhirnya saya sama istri nyari sampai malam jam 23.00 WIB,” tutur Suparno.
Ternyata hingga esok harinya, Ervan tak kunjung pulang. Pikiran Suparno-Warsi pun cemas bukan kepalang hingga esok harinya langsung melapor ke Polsek Kemayoran.
Namun tak kunjung ada kabar dimana Ervan berada. Sampai 2 bulan mencari, sampai kemudian Suparno-Warsi pun akhirnya pasrah. Meski begitu, pencariannya tak berhenti.
Sembari melanjutkan kerjaan sebagai sopir metromini dan fotografer, Suparno mengaku tetap berusaha melihat setiap perempatan kalau-kalau melihat putranya.
“Karena nggak ketemu-ketemu saya hanya pasrah. Sampai akhirnya kemarin dihubungi Dinsos dikasih foto dan diberi tahu ada anak dengan ciri-ciri dan namanya Ervan. Kemudian saya pastikan iya itu Ervan anak saya, lalu Senin (5/10/2020) langsung saya jemput ke Panti Rehabilitasi Sosial di Cileungsi, Bogor dan hari ini kami jemput di Rumah Singgah Dinas Sosial Sragen,” terangnya.
Ia pun menyampaikan terimakasih kepada orang-orang dan pihak yang selama dalam 11 tahun merawat dengan baik.
“Semoga dikasih umur panjang dan rejeki banyak,” urainya.
Sementara, Ervan mengaku sangat senang bisa kembali bertemu orangtua dan kakek neneknya. Ia menceritakan seingatnya, dirinya kala itu memang pamit mengembalikan game watch.
Saat dalam perjalanan, dirinya bertemu dengan empat pemuda yang kemudian menawarkan mau mengantar pulang. Bukannya diantar pulang, dirinya malah diajak pergi untuk mengamen.
Selama ikut 4 pemuda itu dirinya dipaksa mengamen setiap hari dan tidur di emperan toko hingga di kolong jembatan.
“Dua tahun kemudian saya sempat diantar pulang ke Solo oleh mereka berempat sambil ngamen. Tapi sampai Solo nyari-nyari sampai dua bulan nggak ketemu. Waktu itu masih kecil dan saya benar-benar lupa, nggak ingat lagi alamatnya. Akhirnya balik lagi ke Jakarta jadi pengamen,” tuturnya.
Setiba di Jakarta ia kembali dipaksa mengamen. Sampai kemudian dirinya tertangkap razia Satpol PP dan dibawa Kemang Bogor. Sempat diangkat anak asuh oleh Ketua RT di wilayah itu empat bulan, diasuh oleh nenek pak RT selama tujuh bulan sampai sang nenek meninggal.
Ia kemudian dikirim ke Panti P2A Bogor dan sempat diasuh oleh salah satu pegawai, disekolahkan di pesantren lalu diikutkan pelatihan magang di Panti Dinsos Bogor.
“Sempat saya kangen ayah dan pingin pulang. Sampai akhirnya di panti itu saya kemudian ingat bapak saya namanya Parno, ibu saya Tanti dan kakak saya Ajeng,” paparnya.
Selain itu, satu lagi hal yang membekas di ingatannya adalah Pasar Gonggang yang ada di dekat rumah kakeknya. Dari pasar itulah ia kemudian mencari informasi lewat searching di google.
Sampai kemudian muncul peta street view Pasar Gonggang. Dan ternyata dari peta pasar itu ia baru bisa mendapat alamat pasti dan kemudian melapor ke pembina panti.
“Saya ingatnya waktu saya kecil sering main dan diajak nenek ke pasar itu. Akhirnya saya bikin catetan ke pembina di Dinsos alamat itu. Besoknya langsung disebar foto-foto saya sampai akhirnya ketemu Dinsos Sragen dan saya dipertemukan dengan orangtua saya. Senang banget bisa ketemu, saya nggak nyangka,” urainya.
Parmin (70) kakek Ervan menuturkan tak bisa menyembunyikan kegembiraannya cucunya yang hilang sejak kecil, bisa pulang setelah 11 tahun tanpa kabar.
Menurutnya hal itu keajaiban meski dalam benaknya ia masih yakin bahwa cucunya suatu saat akan ketemu dalam kondisi hidup.
“Karena sejak bapaknya pisah (cerai), dia sejak kecil memang ikut saya. Jadi begitu dapat kabar hilang, saya sudah nggak karuan. Alhamdulillah akhirnya bisa ketemu dan kumpul kembali,” tandasnya. Wardoyo