JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Menengok Desa Calon Sentra Durian di Sragen. Namanya Desa Karangpelem, Hampir Semua Rumah Tanam Durian Montong Kualitas Super

Kades Karangpelem, Kedawung, Suwanto saat menunjukkan durian montong yang sudah berbuah, Rabu (21/10/2020). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Siapa bilang buah durian hanya tumbuh dan berbuah di lereng gunung yang berhawa sejuk. Di dataran rendah pun, buah papan atas itu ternyata juga bisa dibudidayakan dan berbuah tak kalah lebat.

Ya, di salah satu desa di bagian selatan Sragen yakni Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, setidaknya menjadi bukti bahwa durian tak hanya dimonopoli lahan lereng gunung saja.

Di desa ini, bahkan hampir semua rumah warga tumbuh buah durian cukup lebat. Sebagian di antaranya malah sudah berbuah.

Usut punya usut, ternyata durian itu memang sengaja diprogramkan oleh Pemdes setempat untuk diberdayakan semua warga.

“Di desa kami total ada 2.800 bibit durian yang kami bagikan ke warga sejak tahun 2018. Setiap rumah dapat dua bibit dan sekarang sudah tumbuh lebat. Paling dua tahun lagi sudah pada panen,” papar Kades Karangpelem, Suwanto, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (21/10/2020).

Suwanto menguraikan program pemberdayaan duren di desanya itu dirintis tiga tahun silam. Berawal dari pengalamannya berujicoba menanam durian di pekarangannya yang ternyata bisa tumbuh dan berbuah lebat.

Jiwanya yang suka pertanian, makin mendorongnya untuk berinovasi membantu warga melalui program pembagian bibit durian.

Kala itu, total ada 2.800 bibit durian varietas montong super yang didatangkan dari dana APBDes dan kemudian dibagikan ke semua warga.

“Kebetulan saya pensiunan pegawai pertanian. Setelah diamanahi menjadi Kades, saya mencoba menggali potensi desa. Karena saya suka pertanian, akhirnya muncul gagagasan untuk memberdayakan duren. Saya tanam ternyata bisa berbuah lebat. Lalu saja ajak teman-teman perangkat untuk membahas dan akhirnya kita berdayakan budidaya duren melalui program one village one product (OVOP atau satu desa satu produk unggulan). Nah duren inilah yang akan kami jadikan potensi unggulan,” urainya.

Baca Juga :  Ketahuan Ngamar di Hotel Saat Bulan Suci Ramadhan, Sejumlah Pasangan Bukan Suami Istri Berhasil Diamankan Polres Sragen

Suwanto menguraikan buah durian dipilih selain bisa dibudidayakan di wilayahnya, juga punya potensi ekonomis tinggi.

Harga durian yang lumayan mahal, diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan warga.

Namun lebih dari itu, semangat memberdayakan durian itu juga sebagai upaya mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan yang ada. Lantas menjaga kehijauan lingkungan dan sebagai upaya konservasi udara di wilayahnya.

“Kalau rambutan kan biasanya kalau panen banyak harganya jatuh. Kalau durian kan meskipun panen raya tapi harga tetap stabil mahal. Dengan setiap rumah ada pohon duren, harapan kami juga bisa menjadi daya tarik potensi wisata sebagai desa sentra durian, ” tukasnya.

Pohon durian montong dari progam desa tumbuh lebat di rumah salah satu warga, Giyarti. Foto/Wardoyo

Lebih lanjut, ia menjelaskan varietas durian yang ditanam pun bukan sembarangan, tapi jenis montong super genjah yang dikenal berkualitas super. Jenis ini diperkirakan sudah bisa berbuah di umur lima sampai enam tahun.

Hingga akhir 2020 ini, umur pohon durian itu sudah jalan tahun ketiga. Sehingga diproyeksikan dua tahun mendatang, sudah akan ada panen raya durian di desanya.

Untuk pengawasan agar tanaman bisa tumbuh baik, pihak desa mempercayakan masing-masing Ketua RT.

“Memang nggak semuanya tumbuh karena kadang ada yang kurang rajin nyirami jadi mati. Tapi sebagian besar bisa tumbuh dan lebat juga. Harapan kami desa duren ini juga jadi alternatif wisata buah, karena satu jalur dengan wisata lokal Ndayu Park dan Waduk Gondang. Nah, mimpi kami nanti pas panen raya, kita buatkan shelter di tepi jalan, sehingga wisatawan beli oleh-oleh durennya di Karangpelem sini,” tukasnya.

Baca Juga :  Polres Sragen Tangkap Pelaku Pencurian Mobil Nisan Grand Livina, Tersangka Sempat Menjual Hasil Curian Seharga Rp 30 Juta Rupiah

Suwanto menambahkan jika sudah panen, semua durian akan menjadi milik warga. Dari cerita penebas durian, potensi produksi pohon duren, di awal buahnya baru sekitar 5 sampai 10 buah.

Namun produktivitas itu biasanya akan makin meningkat seiring bertambahnya umur tanaman.

” Kalau umurnya sudah 15 tahun ke atas, biasanya bisa berbuah puluhan. Tebasannya Rp 700.000 sampai Rp 1 juta perpohon. Jadi selain booming durian, nanti warga juga bisa mendapat penghasilan dari duren ini,” tandasnya.

Salah satu warga, Giyarti (45) asal Dukuh Ledok RT 20/7, mengaku senang ada program bantuan bibit durian dari Pemdes. Ia mengaku dapat dua bibit durian montong yang dibagikan tahun 2018.

Sejauh ini, selama tiga tahun, pertumbuhan tanaman duriannya cukup bagus. Bahkan yang satu pohon di depan rumah, sudah sekali berbuah.

“Pertumbuhannya bagus, yang satu malah sudah berbuah. Kemarin buah pertama lima buah, cukup besar dan kita makan sendiri Mas. Rasanya manis dan bijinya kecil. Senang sekali ada program bantuan bibit durian ini, karena nanti bisa mengangkat potensi desa. Kalau panen kan bisa dijual untuk kebutuhan,” terangnya.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengapresiasi inovasi yang dirintis Desa Karangpelem. Ia berharap apa yang dilakukan Pemdes untuk menggali potensi desa di Karangpelem itu bisa dicontoh oleh desa-desa lain sesuai dengan karakter dan potensi yang dimiliki. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com