SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tim pemenangan pasangan calon (Paslon) Kusdinar Untung Yuni Sukowati- Suroto atau Yuni Suroto menyiapkan ribuan saksi dan regu penggerak pemilih (guraklih) guna menghadapi Pilkada 9 Desember 2020.
Mereka bakal diterjunkan untuk menggerakkan masyarakat datang menggunakan haknya mencoblos ke tempat pemungutan suara (TPS).
Penegasan itu disampaikan Ketua Tim Pemenangan Paslon Yuni-Suroto, Untung Wibowo Sukowati kepada wartawan, Rabu (14/10/2020).
Ia mengatakan konsep guraklih sudah disiapkan oleh masing-masing partai politik pengusung dan pendukung. Ia menyerahkan sepenuhnya teknis di masing-masing parpol.
Guraklih itu nantinya akan dibentuk sampai ke tingkat ranting atau desa bahkan sampai RT. Sehingga jumlahnya mencapai ribuan orang.
Pun dengan jumlah saksi, disiapkan sebanyak jumlah TPS yakni 2.271 orang atau satu saksi per TPS. Mereka akan diterjunkan mengawal dan mengamankan suara di TPS.
“Saksi sudah siap. Kalau guraklih nanti kita siapkan dari partai-partai sesuai jenjang kepengurusan mereka sampai ke bawah. Tujuannya memastikan masyarakat agar datang ke TPS dan mencoblos yang ada gambarnya,” paparnya.
Pria yang akrab disapa Bowo itu menyampaikan saat ini yang dikhawatirkan adalah adanya informasi yang beredar bahwa datang ke TPS itu berbahaya. Kemudian jika ke TPS maka kasus covid-19 akan nambah banyak.
Menurutnya, informasi menyesatkan itu harus diluruskan dan masyarakat diberikan pemahaman. Pihaknya berharap KPU dan Bawaslu bisa lebih gencar menyosialisasikan ke bawah bahwa ada jaminan masyarakat aman ke TPS karena sudah ada protokol kesehatan yang dijalankan.
“Seperti nanti kalau di TPS itu di tes suhu dulu dan yang di atas 37,3 derajat nanti ada mekanisme tersendiri. Lalu pemilih diberi sarung tangan sehingga aman di TPS. Itu yang belum tersampaikan pada masyarakat. Ini yang harusnya digencarkan, makanya kita koordinasi ke KPU dan Bawaslu,” jelasnya.
Lalu pertanyaan-pertanyaan Pilkada sido opo ora (jadi apa enggak), pemahaman soal lawan kotak kosong, juga perlu diberikan penjelasan di masyarakat.
Menurutnya, jika tidak ada pemahaman, dikhawatirkan menjadi salah tafsir di masyarakat. Sementara di tengah pembatasan kegiatan tatap muka, pihaknya memilih memperbanyak kegiatan sosialisasi melalui daring atau virtual.
Kemudian menggencarkan kampanye dengan pentas seni virtual. Pentas virtual pun dilakukan dengan tetap mengedapankan protokol kesehatan seperti yang sudah digelar malam akhir pekan kemarin.
“Tujuan kita pentas virtual itu selain memberi ruang bagi pelaku seni di Sragen, juga untuk memberi hiburan ke masyarakat di masa pandemi. Nanti pentasnya ganti-ganti, terserah request masyarakat. Sragen nanti request pentasnya nanti apa, nanti kita usahakan,” terangnya.
Bowo menambahkan pihaknya menggaransi akan mematuhi semua aturan dan protokol kesehatan.
Menurutnya pentas daring serta kampanye virtual menjadi pilihan bagi timdan paslon untuk bersosialisasi ke masyarakat di tengah larangan kegiatan mengumpulkan massa termasuk sepedaan.
“Itu juga dalam rangka membantu KPU menyosialisasikan warga untuk hadir di TPS 9 Desember. Semakin kita tidak aktif, ya semakin masyarakat tidak aware. Apakah KPU bisa sosialisasi sampai grass root, ya kita nggak tahu itu hak KPU,” tukasnya. Wardoyo