YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM -Setelah naik statusnya menjadi siaga, gunung Merapi kembali memgeluatkan guguran materialnpada Minggu (8/11/2020).
“Teramati guguran dengan jarak luncur 3.000 meter mengarah ke barat pada pukul 12.15 WIB,” ujar Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, Minggu (8/21
BPPTKG menjelaskan, guguran yang terjadi merupakan fenomena yang biasa terjadi di Gunung Merapi. Guguran itu tidak disertai dengan munculnya awan panas. Sedangkan untuk potensi bahaya saat ini masih sesuai rekomendasi, yaitu guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal lima kilometer dari puncak Merapi.
Dari periode pengamatan Gunung Merapi pukul 12.00-18.00 WIB itu juga tercatat beberapa aktivitas Merapi yang menyertai fenomena guguran itu. Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Sedangkan untuk aktivitas gempa guguran terjadi sebanyak 11 kali dengan amplitudo sebesar 4-55 milimeter dan durasi 12,8-113,1 detik. Gempa embusan terjadi sebanyak 26 kali dengan amplitudo 3-12 milimeter dan durasi 11.1-23.6 detik.
Sedangkan gempa hibrid/fase banyak Merapi berjumlah 87 dengan amplitudo berkisar 3-30 milimeter S-P : 0.3-0.5 detik serta durasi 5-12.8 detik. Tercatat pula gempa vulkanik dangkal sebanyak 6 kali dengan amplitudo 46-75 milimeter dan durasi 18-43.2 detik.
“Tingkat Aktivitas Gunung Merapi hingga saat ini masih berada di level III atau siaga,” kata Hanik.