WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus kelangkaan pupuk bersubsidi di Wonogiri mendapat respon Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dan Perdagangan.
Menurut dinas, kelangkaan pupuk di masyarakat diduga karena musim tanam datang secara bersamaan sehingga permintaan pupuk sangat tinggi. Selain itu, alokasi pupuk bersubsidi yang turun tidak sesuai dengan jumlah kuota RDKK.
Kabid Perdagangan, Sunardi menyebutkan, pihaknya turun langsung cek ke kios Kios Pupuk Lengkap (KPL), dan di sana ternyata kosong. Tapi, katanya besok ada kiriman pupuk.
“Jadi, begitu pupuk itu datang langsung habis diambil petani,” ujar dia, Kamis (26/11/2020).
Dia menjelaskan, musim hujan yang datang secara merata membuat petani menanam secara bersamaan. Hal itu diketahui setelah pihaknya melakukan pengecekan di KPL, baru-baru ini.
Pembagian pupuk bersubsidi menurutnya bisa lebih terkendali jika diatur sendiri oleh kelompok tani. Kelompok tani bisa mengambil pupuk secara kolektif untuk para anggotanya, kemudian dibagikan secara merata kepada seluruh anggota kelompok tersebut.
Pihaknya menyarankan agar petani untuk membeli pupuk nonsubsidi apabila tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Harga pupuk nonsubsidi lebih mahal, tetapi kualitasnya lebih bagus. Dia juga mengingatkan agar petani tidak membeli pupuk palsu karena kualitasnya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Memang pupuk non subsidi harganya cukup mahal. Oleh sebab itu, kami mendorong kepada KPL maupun distributor untuk menyediakan pupuk non subsidi,” jelasnya.
Pihaknya menyatakan bahwa alokasi pupuk bersubsidi tidak sesuai dengan RDKK. Sejak awal sudah ada perubahan alokasi yang membuat distributor pupuk keteteran. Hal ini pun juga berimbas kepada KPL.
Di Wonogiri jumlah KPL mencapai 112 KPL resmi. Lalu ada 10 distributor. Sementara, alokasi pupuk bersubsidi di Wonogiri sudah mengalami lima kali realokasi. Pada realokasi ke lima, alokasi pupuk NPK sebesar 21.742 ton atau bertambah 200 ton, alokasi pupuk ZA sebesar 4.718 ton atau bertambah 28 ton, alokasi pupuk SP36 sebesar 4.425 atau bertambah 156 ton, dan alokasi Petroganik sebesar 6.900 ton atau naik 300 ton dari realokasi ke empat lalu. Aria